"Banyak yang baru mencari pertolongan ketika luka sudah parah atau pembuluh darah tersumbat berat. Padahal, dengan deteksi cepat, pembuluh bisa diselamatkan tanpa amputasi," tegasnya.
Ia menekankan pentingnya mengenali gejala awal seperti nyeri saat berjalan, kaki dingin, kesemutan, atau luka sulit sembuh.
Gangguan pembuluh darah, sebutnya, bukan vonis akhir. Dengan penanganan tepat, kualitas hidup pasien dapat dipertahankan.
Kegiatan Media Tour 2025 yang digelar RS Premier Bintaro di Balikpapan ini juga bertujuan memperluas edukasi publik mengenai pentingnya kesehatan vaskular.
BACA JUGA: Hanya Ada 8 di Indonesia, RS AWS Samarinda Punya Layanan Kedokteran Nuklir
Bagi dr. Suhartono, masyarakat perlu memahami bahwa operasi modern kini tak lagi menakutkan.
"Tujuan medis bukan hanya menyembuhkan, tapi menjaga kualitas hidup pasien. Kalau aliran darah baik, tubuh pun bekerja optimal," pesannya.
Dalam beberapa tahun terakhir, data Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan kasus penyakit vaskular di Indonesia seiring dengan tingginya angka diabetes dan kebiasaan merokok.
Kasus luka kaki diabetik pun menjadi penyebab amputasi terbesar di rumah sakit.
BACA JUGA: Waspada! Diabetes dan Hipertensi Kini Serang Usia Produktif di Kutai Timur
Kemajuan teknologi bedah minimal invasif menjadi harapan baru bagi pasien, menghadirkan pengobatan yang lebih cepat, aman, dan manusiawi bagi penderita gangguan pembuluh darah.