Tahun ini Dinkes Berau Catat 66 Kasus HIV, Terbanyak di Tanjung Redeb

Senin 27-10-2025,09:00 WIB
Reporter : Maulidia Azwini
Editor : Hariadi

BERAU, NOMORSATUKALTIM — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau mencatat sebanyak 66 kasus HIV/AIDS ditemukan sepanjang 2025. Angka ini sedikit meningkat dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sekitar 64 kasus.

Wasor P2-HIV (Analis Penyakit Menular) Dinkes Berau, Andy Nuriyanto, mengatakan kasus HIV paling banyak terdeteksi di wilayah Tanjung Redeb. 

Namun, hal itu bukan berarti seluruh pasien berasal dari kecamatan tersebut, sebab pemeriksaan HIV memang dipusatkan di RSUD dr. Abdul Rivai.

“Pemeriksaan HIV memang terpusat di RSUD dr. Abdul Rivai. Jadi diagnosisnya ditegakkan di sana, tapi pasiennya bisa saja berasal dari kecamatan lain,” ujar Andy saat ditemui baru-baru ini.

BACA JUGA: Peredaran PSK Kian Tersembunyi, Dinkes Kutim Kesulitan Pantau Penularan HIV/AIDS

BACA JUGA: Tekan Kasus HIV/Aids, Pemerintah Kutim Lakukan Pendekatan Lapangan hingga Penyamaran

Ia menjelaskan, pemeriksaan HIV pada dasarnya dilakukan secara sukarela. Namun bagi kelompok berisiko tinggi seperti pekerja tempat hiburan malam (THM), pemeriksaan dilakukan secara rutin setiap 3 hingga 6 bulan.

“Tidak ada pemaksaan. Mereka datang untuk memeriksakan diri, tapi kalau sasarannya kelompok THM, kami wajibkan pemeriksaan rutin,” katanya.

Menurut Andy, meningkatnya jumlah kasus tidak selalu menandakan situasi memburuk. Sebaliknya, hal itu bisa menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar pentingnya pemeriksaan dini sehingga deteksi kasus berjalan lebih optimal.

Lebih lanjut, ia menyebut keberhasilan pengobatan sangat bergantung pada dukungan sosial. Stigma negatif terhadap pengidap HIV/AIDS justru dapat melemahkan semangat penyintas dalam menjalani terapi.

BACA JUGA: 42 Kasus HIV/AIDS Terjadi Hingga Oktober, Dinkes Kubar Lakukan Hal Ini Demi Menekan Peningkatan Kasus

BACA JUGA: Heboh! Beredar Kabar Sejumlah Kedai di Tanah Grogot Tutup karena Owner Positif HIV

“Terkadang pemberitaan itu hanya menggemborkan jumlah kasus tanpa melihat sisi edukasinya. Padahal, hal seperti itu bisa menjatuhkan mental pasien. Mereka butuh dukungan, bukan stigma,” tegasnya.

Andy menjelaskan HIV memang belum bisa disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan dengan terapi antiretroviral yang rutin. Dengan pengobatan teratur, kadar virus dapat ditekan hingga tidak terdeteksi sehingga pasien tetap bisa hidup sehat dan produktif.

“Jika rutin berobat dan hasil viral load dibawah seribu kopi atau tidak terdeteksi, virusnya tidak menular. Pasien tetap bisa hidup sehat, bekerja, bahkan menikah dan punya anak,” jelasnya.

Kategori :