Interkoneksi Listrik Mahakam-Barito-Kayan Beroperasi Penuh Akhir Tahun

Senin 20-10-2025,13:13 WIB
Reporter : Salsabila
Editor : Baharunsyah

Untuk mengantisipasi kebutuhan jangka menengah, PLN merencanakan tambahan dua pembangkit di Tanjung Batu dengan total kapasitas 180 MW yang ditargetkan beroperasi pada 2028.

Tambahan lainnya, dua proyek Pembangkit baru di Sanga-Sanga dan Tanjung Redeb, Berau juga akan disiapkan, dengan kapasitas gabungan sekitar 350 MW.

Sehingga total tambahan daya mencapai 530 MW dengan target beroperasi pada 2028

Kendati demikian, persoalan sosial masih menjadi hambatan terbesar. Hal ini menjadi tantangan tersendiri di lapangan, mengingat sebagian trase melewati wilayah hutan produksi dan pemukiman warga.

Disamping itu juga beberapa trase melewati daerah pertambangan dan perkebunan

"Kendala utama bukan di sisi teknis, tapi pada pembebasan tapak tower dan jalur transmisi. Salah satu contohnya dari 500 tower yang dibutuhkan untuk jaringan 150 kV menuju Melak dari Kotabangun, baru sekitar 40 persen yang lahannya bebas," ungkapnya.

Adapun proses perizinan lahan yang panjang kerap memperlambat eksekusi proyek, meskipun statusnya telah masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

PLN berharap dukungan pemerintah daerah agar proses ini dapat dipercepat.

Targetnya, pada 2028 atau 2029, wilayah Melak sudah terhubung ke sistem Mahakam.

Lalu PLTD di Kutai Barat maupun Mahakam Ulu dapat dipadamkan.

Selain meningkatkan efisiensi, interkoneksi juga akan memperkuat stabilitas sistem. Sebab, ketika jaringan masih terpisah, gangguan di satu wilayah dapat menyebabkan pemadaman total.

Dengan koneksi lintas sistem, Anrizal menyakini bahwa daerah lain dapat menjadi penopang cadangan secara otomatis.

Kemudian dari sisi teknis, peningkatan tegangan dari 20 kV menjadi 150 kV juga mengurangi kehilangan daya (losses) pada jaringan jarak jauh, sehingga efisiensi transmisi meningkat signifikan.

Sementara untuk kawasan industri, PLN tetap mengikuti mekanisme wilayah usaha. Misalnya di Karingau Power, PLN hanya menyalurkan listrik hingga titik koneksi, sementara distribusi ke pelanggan dilakukan oleh pemegang izin wilayah.

Sejumlah industri besar di Kalimantan Timur kini telah teraliri listrik interkoneksi, seperti PT. Kaltim Ferro Industry (KFI) di Sanga-Sanga dengan pasokan 150 MW, PT. MMP di Pulau Balang sebesar 140 MVA (sekitar 120 MW), serta pabrik Kobexindo Semen 50 MW di Sangkulirang.

Di Kalimantan Selatan, pasokan juga mengalir ke pabrik PT. Silo dan PT. Indocement. Khusus wilayah IKN, suplai daya saat ini mencapai 120 MW, dengan konsumsi aktual masih di bawah 10 MW, yang berarti kondisi kelistrikan IKN sudah sangat aman untuk saat ini.

Kategori :