Samarinda, DiswayKaltim.com - Transaksi pembayaran di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina, selama ini dilakukan secara langsung dengan uang tunai. Wacananya, pada Juni 2020 mendatang, Pertamina akan merealisasikan pembayaran non tunai di SPBU seluruh Indonesia. Kepala Kantor Perwakilan (BI) Kaltim, Tutuk Setya Hadi Cahyono mengaku mendukung penuh langkah tersebut. "Oh bagus banget dong. Sejalan dengan program GNNT (Gerakan Nasional Non Tunai, Red.) yang sudah lama disosialisasikan BI," katanya Selasa (3/3). Dengan transaksi cashless di SPBU, kata dia, bisa mengurangi risiko peredaran uang palsu di lapangan. Serta lebih efisien, cepat, dan nyaman. Hanya saja, Tutuk mengaku ia belum mengetahui persis bagaimana sistem non tunai yang akan diterapkan Pertamina. Apakah dalam bentuk aplikasi atau sejenis kartu khusus semacam fuel card. Dan sasarannya, hanya pengguna BBM subsidi, non subsidi, atau keduanya. "Kalau sasarannya hanya BBM subsidi, bagus! Bisa menertibkan kendaraan yang perlu disubsidi apa tidak," terangnya. Namun jika diterapkan secara keseluruhan, baik subsidi dan non subsidi, lanjut Tutuk, juga lebih baik lagi. Karena akan mempercepat pelayanan dan mengurangi antrean. "Settlement-nya juga cepet. Enggak perlu nunggu kembalian," sambungnya. Dengan transaksi non tunai, disebut Tutuk, penyaluran BBM subsidi akan lebih tepat sasaran. Karena pengguna BBM subsidi dan non subsidi akan lebih termonitor. Serta, masyarakat akan lebih terdidik untuk transaksi pembayaran non tunai. Mengikuti era digitalisasi ekonomi yang berkembang saat ini. Terkait realisasinya di Kaltim, Tutuk menilai, transaksi non tunai di SPBU sudah relevan untuk dilakukan. Meskipun selama ini, fenomena antrean kendaraan yang mengular di SPBU masih sering terjadi. Menurutnya, antrean panjang yang terjadi di SPBU itu, memiliki dua kemungkinan. Pertama, memang kebutuhan riilnya kurang. Atau kedua, ada yang tidak berhak subsidi, tapi ikut mengantre. "Dengan adanya kartu non tunai itu, ada kepastian siapa yang berhak menggunakan subsidi. Yang enggak punya kartu, enggak boleh ngantre disitu. Jadi bisa mengurangi antrean," tuturnya. Salah satu yang menjadi kendala, adalah penerapan non tunai di pos-pos SPBU yang berada di daerah pedalaman Kaltim. Penerapan non tunai, dirasa akan menyulitkan. Karena masyarakat lebih terbiasa melakukan pembayaran dengan uang tunai. Namun hal itu dibantah Tutuk. "Suatu daerah terpencil seperti apa pun di Kaltim, pasti ada bank. Minimal BPD (Bank Pembangunan Daerah, Red.). Kesulitan dimana coba? Tinggal kemauan kita saja," tegasnya. Tutuk mengibaratkan pembayaran tiket masuk jalan tol yang juga menggunakan kartu. Jalan tol yang berada di tengah hutan sekali pun, tiket masuknya dilakukan secara non tunai. "Bisa saja, kan?," pungkasnya. (krv/dah) BERITA TERKAIT:
- Antrean Truk dan Pengepul Solar