KUTAI BARAT, NOMORSATUKALTIM – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Kutai Barat (Kubar) memulai proses redesain Jembatan Aji Tulur Jejangkat (ATJ).
Langkah ini diambil untuk menyesuaikan kondisi konstruksi, memperbarui rencana anggaran biaya, serta memastikan aspek keselamatan pembangunan sesuai standar.
Tender pekerjaan redesain telah rampung, dengan PT Wira Widyatama ditetapkan sebagai pemenang melalui penawaran senilai Rp2,85 miliar.
Jembatan ATJ sendiri digadang sebagai salah satu infrastruktur strategis karena menghubungkan Kecamatan Melak dengan Kecamatan Mook Manaar Bulatn (MMB), sekaligus memangkas jarak tempuh perjalanan dari Kubar menuju Samarinda.
BACA JUGA: Polres Kutai Barat Gagas Pemanfaatan Lahan Tambang Jadi Lumbung Pangan Baru
Sekretaris DPUPR Kubar, Christian Gamas menegaskan, bahwa redesain merupakan tahapan penting yang harus dilakukan sebelum pembangunan fisik kembali dilanjutkan.
“Usia konstruksi Jembatan ATJ eksisting sudah cukup lama. Agar tidak menimbulkan risiko di kemudian hari, perlu penyesuaian desain sesuai perkembangan kondisi di lapangan,” ujarnya Kamis 25 September 2025.
Christian menjelaskan, DPUPR bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kubar turut menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam kajian teknis. Hasil kajian menunjukkan konstruksi jembatan lama masih layak digunakan.
Bahkan, uji laboratorium memperlihatkan kondisi pylon berada jauh di bawah batas toleransi negatif, sehingga aman secara teknis.
BACA JUGA: APBD Perubahan Kutai Barat Disahkan, Fraksi Golkar Wanti-wanti Risiko Administrasi
Namun demikian, kebutuhan clearance untuk angkutan sungai yang lebih tinggi tetap menuntut adanya pembongkaran terbatas.
“Ada 4 alasan utama redesain ini dilakukan. Pertama, Rencana Anggaran Biaya (RAB) lama sudah tidak relevan karena disusun lebih dari sepuluh tahun lalu. Kedua, perkembangan teknologi konstruksi memungkinkan penggunaan metode yang lebih efisien. Ketiga, akuntabilitas proyek bisa lebih terjaga dengan desain baru. Keempat, aspek keselamatan tetap menjadi prioritas utama,” jelasnya.
Menurut Christian, proses redesain bukan sekadar mengganti gambar teknis di atas kertas. Langkah ini mencakup perhitungan ulang konstruksi, pembaruan rencana anggaran, serta pemanfaatan teknologi terbaru agar pembangunan lebih optimal.
“Redesain tidak hanya soal mengganti gambar teknis, tapi juga menyangkut perhitungan teknis, pembaruan RAB, hingga pemanfaatan teknologi terbaru. Karena keterbatasan dana, proyek ini dibuat multiyears agar hasilnya benar-benar kokoh, aman, dan bermanfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
BACA JUGA: Respons Cepat PDAM Tirta Sendawar Diapresiasi, Pipa Bocor di Pasar Jaras Tuntas Diperbaiki