Menurut Noviari, program anggaran RT menjadi salah satu bentuk perhatian pemerintah daerah terhadap masyarakat di tingkat paling bawah.
BACA JUGA: Program 1.000 Rumah MBR di Kutim Dimulai Tahun ini, Dibangun 200 Unit
BACA JUGA: RT Dapat Tambahan Anggaran Rp250 Juta, Faizal Rachman Ingatkan Pentingnya Pengawasan
Melalui skema ini, setiap RT mendapat alokasi hingga Rp250 juta, yang bisa digunakan untuk menjalankan berbagai kegiatan sesuai kebutuhan lingkungan.
“Skema Rp250 juta per RT itu sudah dijalankan sejak tahun lalu, dan tahun ini dilanjutkan kembali. Jadi, program ini memang konsisten dijalankan,” tambahnya.
Ia juga memaparkan, dari total anggaran yang tersedia, sebagian sudah terealisasi di tahap awal atau tahun anggaran murni.
Pada tahap tersebut, sudah ada sekitar Rp100 juta per RT yang bisa dimanfaatkan melalui usulan program.
BACA JUGA: TPA Batota Overload, Pemkab Kutim Siapkan 4 TPST Baru
BACA JUGA: Kutim Tercatat Paling Rentan Korupsi di Kaltim, Skor MPC Turun ke 61
“Kalau di (APBD) murni, sudah ada realisasi sekitar Rp100 juta. Sisanya, sebesar Rp150 juta, akan dijalankan pada perubahan anggaran,” ujarnya.
Dengan pola seperti ini, Noviari menyebut pemerintah ingin memastikan program RT berjalan berkesinambungan.
Tahap murni dan perubahan diposisikan saling melengkapi agar tidak terjadi tumpang tindih, sekaligus memberi kesempatan bagi RT untuk menyesuaikan usulannya.
Selain anggaran RT, Noviari juga menyinggung sejumlah program unggulan lain, seperti perbaikan rumah layak huni dan peningkatan infrastruktur dasar di desa maupun kelurahan.
BACA JUGA: Dicari, Investor yang Berminat Kembangkan Penangkaran Buaya di Kutim
BACA JUGA: Profit Sharing Kutim Anjlok, Proyek Pembangunan Monumen Disarankan Ditunda
Program-program ini menurutnya akan terus berjalan beriringan, sesuai dengan visi-misi kepala daerah.