Penyidik memastikan perkembangan kasus ini akan disampaikan secara terbuka kepada publik.
Hal ini untuk menjamin transparansi sekaligus mencegah spekulasi.
Kasus bom molotov ini menambah atensi publik jelang aksi besar mahasiswa di Samarinda.
Aparat mengingatkan seluruh pihak untuk menahan diri agar situasi tetap kondusif.
"Semua pihak diharapkan tidak terprovokasi dan tetap mengutamakan jalur damai dalam menyampaikan pendapat. Mari kita sama-sama jaga ketenangan kota," tutup Hendri.
Konferensi pers juga dihadiri Danrem 091/ASN Brigjen TNI Anggara Sitompul.
Ia menekankan bahwa aksi unjuk rasa adalah bagian dari demokrasi, namun keamanan kota tidak boleh dikorbankan.
"Aparat keamanan tentu berkewajiban untuk menjaga kegiatan ini supaya bisa berlangsung dengan aman dan damai tanpa ada kejadian yang tidak kita inginkan. Semua elemen harus bergandeng tangan agar kegiatan hari ini berjalan tertib dan nyaman,"ujar Anggara.
Menurutnya, peran semua pihak baik aparat, kampus, mahasiswa, maupun masyarakat sama-sama penting untuk memastikan aspirasi tersampaikan tanpa ada gesekan.
Sementara itu, Dari pihak Universitas Mulawarman, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Mohammad Bahzar tutur bicara.
Ia mengatakan pihak kampus akan mendukung proses hukum.
Bahzar menegaskan, kejadian ini akan dijadikan pelajaran bagi pihak universitas dalam memperkuat pembinaan mahasiswa.
"Ke depan tentu menjadi pembelajaran bagi kita semua. Kami akan meningkatkan komunikasi dan pembinaan agar hal serupa tidak terulang," kata Bahzar.
Ia juga menambahkan, pihak kampus akan mendampingi mahasiswa selama proses pemeriksaan agar hak-hak mereka tetap terjamin.
"Kami berkomitmen mendampingi mahasiswa yang diperiksa, baik yang sudah dipulangkan maupun yang masih menjalani proses hukum lebih lanjut,"ujarnya.
Hingga Senin siang, Satreskrim Polresta Samarinda masih memeriksa intensif empat mahasiswa terduga pelaku. Polisi juga mendalami dugaan keterlibatan pihak lain di luar kampus.