Pemantauan tersebut tidak hanya sebatas mencatat harga, melainkan juga untuk memastikan ketersediaan stok tetap aman.
Adapun hasil pemantauan kemudian dilaporkan ke pemerintah pusat sebagai bahan evaluasi nasional.
"Setiap perkembangan harga di Balikpapan kami sampaikan, dan biasanya dari pusat akan ada arahan langkah tindak lanjut," sebutnya.
BACA JUGA:Beras Medium Dijual Terjangkau di 36 Titik, Polda Kaltim Salurkan 48 Ton Hingga Akhir Tahun
Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga beras dikhawatirkan bisa berdampak pada inflasi daerah, mengingat beras merupakan komoditas pangan utama masyarakat.
Intervensi yang disiapkan Pemkot Balikpapan, lanjut Haemusri, di antaranya berupa operasi pasar dan koordinasi dengan Bulog untuk memastikan distribusi berjalan lancar.
Selain itu, pemerintah daerah juga tengah menjajaki langkah jangka menengah agar pasokan dari daerah sentra produksi tidak terganggu.
Upaya tersebut merupakan kerja sama antar daerah serta pengawasan distribusi agar harga tidak dimanfaatkan pihak tertentu untuk mengambil keuntungan berlebih.
BACA JUGA:Usai Disemprot Dewan, Grand City Balikpapan Akhirnya Sediakan Lahan untuk Masjid
Kondisi harga beras di Balikpapan mencerminkan situasi nasional. Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan harga beras masih fluktuatif di berbagai daerah akibat kombinasi faktor produksi, cuaca, serta distribusi.
"Kami berharap dengan intervensi yang dilakukan, harga beras bisa segera kembali normal sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga," tutupnya.