Yaser yang tengah berobat di Penang, Malaysia, berencana ke Singapura, Sabtu pekan lalu itu. Menjalani pengobatan di sana hari Minggunya. Kebetulan Ketua PP Kaltim Said Amin juga berada di Singapura. Karena keduanya diketahui akrab, seperti ayah dan anak.
Namun, Yaser mengurungkan niatnya dan ingin kembali ke Balikpapan. Selasa lalu, kondisi Yaser menurun dan dilarikan ke ICU Rumah Sakit Pertamina Balikpapan hingga meninggal keesokan harinya.
"Saya bersyukur bisa kenal akrab dengan Yaser. Kehidupan saya berubah. Saya sudah berusia 60-an tapi banyak belajar dari Yaser. Soal agama. Sikap dan etika. Istri saya pun senang. Makanya Yaser sering datang ke rumah," jelas Bambang. Lagi-lagi diakhiri dengan isak tangis.
Nama Yaser Arafat juga sempat masuk bursa politik kandidat pemimpin Balikpapan. Bahkan Disway Kaltim sempat bikin polling, nama Yaser termasuk di-rengrengan teratas.
Saya pun sempat bahas peluang Yaser itu dengan Wali Kota Samarinda, Andi Harun di sela-sela podcast Disway Kaltim.
Saat itu, Andi Harun masih belum jadi wali kota. Tapi masih sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Kaltim.
Menurut Wali Kota Andi yang belum menjadi wali kota itu, Yaser berpotensi besar menjadi pemimpin di Balikpapan.
Selain muda, berwawasan dan populeritasnya semkin meningkat. Kata, Andi Harun, masih banyak waktu bagi Yaser untuk itu.
Namun kenyataan berkata lain. Ternyata waktunya enggak banyak ya Pak Wali. (*/Jurnalis Disway Kaltim)