Perizinan Usaha Paling Banyak Dikeluhkan

Rabu 19-02-2020,21:49 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Pelaku UMKM bisa melakukan konsultasi usaha lewat Klinik Bisnis yang menyediakan 16 konsultan. (Khajjar/Disway Kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com - Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kaltim diharapkan bisa menaikkan status usahanya secara bertahap. Mendorong itu, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Timur membentuk Klinik Bisnis. Lembaga ini sebenarnya sudah beroperasi sejak 2013 silam. Konsultan Bidang Kelembagaan Klinik Bisnis Muharram Al Kaufy mengatakan, fokus kerja klinik adalah pendampingan, pelatihan, dan pelayanan UMKM. "Kita mengacu pada RPJMD daerah ya. Untuk tahun ini kan fokusnya lebih ke pengembangan UMKM," kata Muharram yang juga konsultan di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) ini, Selasa (18/2). Di klinik tersebut, para pelaku bisa datang dan berkonsultasi langsung terkait masalah bisnisnya. Ada 16 konsultan yang tersedia di klinik ini dengan kualifikasi tertentu. Seperti keuangan, kelembagaan, kerja sama bisnis, sumber daya manusia (SDM), teknologi informasi, serta produksi dan kemasan. "Kita gak pernah membatasi, semua bisa datang ke sini untuk konsultasi. Mau itu usaha mikro, kecil, dan menengah. Atau siapa pun yang membutuhkan," ujarnya. Muharram menyebut ada sembilan kategori yang menjadi acuan pengembangan. Di antaranya adalah mindset pengusaha, perizinan, jumlah karyawan, peningkatan kualitas produksi, kuantitas produk, omzet, aset, kemasan, dan pasar. "Kita dorong untuk selalu ada peningkatan, minimal satu atau dua kategori. Entah perizinannya atau kualitas produksi. Lebih bagus lagi kalau bisa semua," ujarnya. Selaras dengan program Naik Kelas UMKM di Kaltim, Klinik Bisnis berperan sebagai konsultan dalam program ini. Muharram menarget jumlah UMKM yang bisa naik kelas harus lebih dari target 200 UMKM. "Kenapa cuma 200? Ukuran ini masih kecil sebenarnya. Tapi ya harus realistis, sesuai keadaan ekonomi sekarang," ujarnya. Muharram menyebut, perekonomian secara umum baik global dan regional sedang tidak stabil. Hal ini sangat terasa bagi pelaku usaha kecil. Secara omzet mungkin tinggi tapi keuntungan berkurang. Penyebabnya antara lain karena dipengaruhi harga barang pokok dan inflasi. Selama menjalani proses pendampingan dan pelayanan, Muharram mengaku, masalah perizinan menjadi hal yang paling banyak dikeluhkan para pengusaha UKM. "Biasanya kalau sudah begitu, kita beri  arahan dan penjelasan," akunya. Muharram juga menyebut keterbatasan anggaran menjadi kendala Klinik Bisnis untuk bergerak. Padahal, pihaknya dituntut aktif untuk melakukan pembinaan ke setiap daerah. "Kalau ada anggaran, kami biasanya melakukan pelatihan dan pendampingan ke daerah. Kalau tidak, kami tetap adakan pelatihan tapi, ya di sini saja," katanya. Pihaknya juga bekerja sama dengan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) regional Kaltim untuk mengadakan pelatihan kelas bisnis Maret mendatang. Terlepas dari kendala tersebut, Muharram tetap optimistis, UMKM di Kaltim bisa berkembang lebih baik lagi. Ia juga berharap, keberadaan UMKM di Kaltim bisa membuka lapangan kerja lebih banyak. Sehingga bisa menyerap tenaga kerja di Kaltim. "Jadi keberadaan UKM ini, bisa lebih  bermanfaat untuk orang lain," pungkasnya. (krv/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait