KUBAR, NOMORSATUKALTIM – Akses jalan nasional yang menghubungkan Lampu Merah Simpang Raya menuju Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar (RS HIS) kini rusak parah.
Jalan utama yang seharusnya menjadi jalur strategis untuk mobilitas warga, justru berubah menjadi jalur berbahaya yang dipenuhi lubang besar, genangan air dan aspal yang terkelupas.
Kerusakan ini telah berlangsung cukup lama. Namun belum mendapat perhatian serius dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas jalan nasional tersebut.
Kornelius, seorang warga yang tinggal di sekitar kawasan Simpang Raya, mengatakan kondisi jalan semakin memburuk sejak awal 2024. Hujan yang turun semakin memperparah keadaan
BACA JUGA:Tenaga Honorer Kubar Tuntut Kepastian Nasib Sebelum Seleksi PPPK Dilanjutkan
BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Layanan Publik, Diskominfo Kutai Barat Gelar Orientasi ASN.
“Dulu masih bisa dilalui dengan hati-hati, tapi sekarang lubangnya makin besar dan dalam. Kalau malam hari, sangat berbahaya. Banyak pengendara yang jatuh karena terperosok,” ujar Kornelius, Jumat (2/5/2025).
Menurutnya, jalur tersebut merupakan salah satu urat nadi transportasi di Kota Sendawar karena menjadi penghubung utama ke RS HIS, bandara, kantor pemerintahan, dan kawasan pemukiman padat penduduk.
“Ini jalan vital. Bayangkan kalau ada orang sakit dibawa ke RS lewat sini, tapi mobil harus pelan-pelan karena takut rusak atau tergelincir. Bisa telat sampai rumah sakit,” tambahnya.
Warga lainnya, Maria Silitonga, seorang ibu rumah tangga yang setiap pagi mengantar anak sekolah melewati jalur itu, mengaku sangat khawatir dengan keselamatan pengguna jalan, khususnya anak-anak dan pengendara roda dua.
“Saya sering lihat anak sekolah nyaris jatuh. Aspalnya rusak, banyak lubang tergenang air, jadi tidak kelihatan seberapa dalam. Kami minta pemerintah jangan tutup mata,” tegas Maria
BACA JUGA:Kejari Kutai Barat Musnahkan Barang Bukti 32 Perkara Inkracht, Termasuk Narkotika dan Senjata Tajam .
Kerusakan jalan juga berdampak pada aktivitas ekonomi warga. Banyak pelaku usaha kecil di sepanjang jalan tersebut mengeluh karena kendaraan enggan melintas, dan pengiriman barang sering terhambat.
Para warga berharap BBPJN Kaltim segera turun tangan, minimal melakukan penanganan darurat sebelum proyek perbaikan permanen dilakukan.
Mereka menilai, kondisi jalan tersebut sudah tidak layak dan sangat membahayakan.