Meski tidak diperbolehkan berenang, para wisatawan tetap dapat mendapatkan sensasi liburan yang menarik di pulau tersebut.
BACA JUGA: Siapkan Anggaran Besar untuk Kakaban, Pemkab Berau Dorong Potensi Pariwisata
Dengan melintasi tracking sepanjang lebih dari 2 kilometer yang dibangun pada tahun 2024 lalu, pengunjung dapat menikmati keindahan hutan tua dengan pohon yang menjulang tinggi ke langit.
"Ditambah dengan keindahan hutan bakau yang tumbuh alami, dan masih banyak lagi keindahan alam yang bisa dinikmati di pulau tersebut,” ucapnya.
Rico mengatakan, bahwa masa observasi pasca pembukaan ini, dilakukan selama 3 bulan ke depan.
Jika kondisi masih membaik, tak menutup kemungkinan para wisatawan akan diperbolehkan berenang bersama ubur-ubur langka tersebut.
“Kami observasi selama tiga bulan ke depan,” katanya.
Diketahui, ke depan, Pulau Kakaban tak lagi menjadi wisatawan mass tourism atau destinasi yang menargetkan kunjungan wisata.
Namun, dari hasil penelitian pulau tersebut akan dijadikan kawasan Quality Tourism yang mengedepankan kenyamanan para wisatawan dan keamanan habitat ubur-ubur.