Menurutnya, perjuangan ini tidak hanya soal kesejahteraan guru, tetapi juga soal keadilan dalam kebijakan daerah.
"ASN yang lain mendapatkan kenaikan tunjangan, maka seharusnya guru dan kepala sekolah juga mendapatkan hak yang sama. Jangan sampai tenaga pendidik ditinggalkan sendirian," tegasnya.
Sementara itu, kepala SDN 001 Ujoh Bilang, Florentina menjelaskan bahwa, aksi mogok ri sekolahnya itu karena para guru sangat kecewa dengan kebijakan pemerintah daerah.
BACA JUGA:Pemkab Mahulu Siap Pangkas Anggaran Perjalanan Dinas, Sesuai Instruksi Presiden
Meskipun aksi mogok tersebut sangat berdampak terhadap aktivitas pembelajaran di sekolah. Namun menurutnya, kebijakan terkait penetapan TPP ini tentu juga sangat tidak adil.
“Dengan aksi mogok ini tentu ada dampaknya bagi siswa kami. Dan kami sebagai pendidik sangat menyadari hal itu. Kami sudah cukup bersabar terkait TPP yang tidak setara dengan tenaga teknis pemerintahan, ini betul-betul mengalami kesenjangan,” ujar Florentina.
Florentina tak bisa memastikan sampai kapan aksi mogok para guru di sekolahnya itu. Namun yang pasti, kata dia, selama aspirasi para guru tidak didengar oleh pemangku kebijakan, maka aksi tersebut akan terus berlanjut.
“Kami tidak bisa memastikan sampai kapan aksi mogok inj berakhir. Ini adalah bentuk kekompakan para guru di Mahakam Ulu, terutama di Ujoh Bilang,” tegasnya.