Kasandra menambahkan bahwa orang tua yang membiarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri bukan berarti tidak peduli, tetapi justru memberikan ruang bagi anak untuk berkembang.
BACA JUGA: Indeks Pembangunan Pemuda Kalimantan Timur Menempati Posisi 5 Terbaik
BACA JUGA: Kevin Diks Pilih Gabung Timnas Indonesia karena Kehangatan Supporter dan Visi Masa Depan PSSI
Kapan Orang Tua Harus Terlibat?
Kasandra menekankan pentingnya orang tua menilai sejauh mana masalah yang dihadapi anak.
Jika konflik yang dihadapi anak masih dalam batas aman dan dapat diselesaikan sendiri, orang tua cukup mengamati dari jauh tanpa terlibat langsung.
Namun, ketika konflik mengandung risiko serius bagi keselamatan atau masa depan anak, barulah orang tua perlu mengambil tindakan.
"Ketika sudah mengandung risiko bagi anak, masa depan anak, dan mengancam keselamatan, serta ketika anak belum mampu menyelesaikan sendiri," jelas Kasandra.
BACA JUGA: Atlet Muda Kaltim Tunjukkan Pencapaian Menjanjikan, Sistem Promosi-Degradasi Diterapkan
BACA JUGA: Akademik Vs Kepentingan Politik: Dilema Institusi Pendidikan dalam Kasus Pejabat Publik
Manfaat Jangka Panjang
Memberikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan konflik sendiri membawa banyak manfaat jangka panjang.
Anak tidak hanya belajar menjadi lebih percaya diri, tetapi juga mampu mengambil keputusan yang tepat di situasi sulit.
Selain itu, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan kehidupan di masa dewasa.
Pendekatan ini juga membantu anak memahami batasan dan membangun empati terhadap orang lain.
BACA JUGA: Waspada Judi Online Ternyata Memiliki Dampak Kecanduan yang Mirip dengan Narkoba
BACA JUGA: Banyak Anak di Indonesia Kekurangan Vitamin D, Ini Sumber untuk Memenuhinya
Dengan cara ini, mereka tidak hanya tumbuh sebagai individu yang tangguh tetapi juga memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain.