Kaltim sendiri berhasil mendulang total 38 medali di Peparnas Solo. Masing-masing 7 emas, 13 perak dan 18 perunggu. Sementara saat di Papua, Kaltim hanya mendapat 5 emas, 14 perak dan 10 perunggu.
Sementara, Ketua NPC Kaltim Suharyanto dalam paparannya mengaku, bangga dengan kenaikan peringkat yang dicapai atlet-atletnya. Bahkan, beberapa atlet Kaltim disebutnya sudah ada yang berprestasi di level internasional.
"Tantangan terbesar di Peparnas kali ini adanya regulasi penggabungan kelas tanding. Kalau tidak ada penggabungan itu, kami yakin malah bisa 15 emas. Tapi, dengan capaian ini, para atlet sudah membuktikan diri bahwa dengan dukungan penuh dari pemerintah, membuat pembinaan berjalan lebih baik," ujar Suharyanto.
BACA JUGA:Kasus Stunting Lima Kabupaten/Kota di Kaltim Meningkat, Dinkes Kaltim Perkuat Program Gizi Seimbang
BACA JUGA:KPU Samarinda Siapkan Alat Bantu Coblos Khusus Pemilih Difabel
Diakui Suharyanto, memang masih banyak kendala yang dihadapi dalam pembinaan olahraga untuk disabilitas ini.
Selain dana pembinaan yang masih minim, para atlet juga tak memiliki sarana dan prasarana latihan. Selain itu juga masih sedikitnya event kejuaraan khusus disabilitas, serta SDM pelatih yang juga belum memadai.
"Tapi kami bersyukur, kekurangan terutama fisik ternyata bukan hambatan untuk bisa berprestasi," ucapnya.
Ungkapan bangga juga disampaikan Kepala Diskominfo Kaltim Faisal, saat menyempatkan diri hadir sebentar dalam acara ini. Ia pun meminta pihak media untuk bisa lebih memberi ruang publikasi bagi pelaku olahraga disabilitas ini.
"Intinya bagaimana kondisi mereka yang memiliki keterbatasan ini namun tetap tak menghalangi semangatnya untuk berprestasi," ungkap Faisal