Menawan, dan Suka Mengembara

Selasa 14-01-2020,12:17 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

Jika berkunjung ke Pulau Konservasi Taman Wisata Alam Sangalaki, maka salah satu jenis burung yang akan dijumpai adalah burung dara laut. Sesuai dengan Namanya, burung ini saat terbang memang sepintas menyerupai burung dara, dan hanya hidup di sekitar laut. HENDRA IRAWAN, Tanjung Redeb Dara laut (Sterna) adalah burung laut di dalam keluarga Sternidae, masih berkerabat dengan Burung Camar. Burung ini dapat ditemukan di seluruh dunia. Mereka biasanya berukuran sedang hingga besar, dengan warna abu-abu atau putih, paruhnya cukup panjang dengan tanda hitam di bagian kepala tergantung dari jenisnya. Burung ini biasanya hidup cukup lama, beberapa spesiesnya bisa hidup hingga 25-30 tahun. Burung dara laut ini sering terlihat jauh di tengah laut. Terkadang juga tampak mendatangi tepi laut hanya pada cuaca buruk atau pada saat berkembangbiak. Sifat sosial dari jenis burung ini juga dinilai masih kurang. Dara laut juga suka hidup sendirian atau dalam kelompok kecil. Saat terbang burung tampak terlihat menawan. Burung ini juga sering memakan serangga atau ikan di permukaan air. Selain itu, burung ini juga kerap beristirahat pada bangkai kapal atau di atas tiang kapal pada waktu malam hari. “Burung ini juga disebut burung pengembara,” ungkap kepala Seksi Konservasi Wilayah I (SKW) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, Dheny Mardiono. Lebih lanjut dikatakannya, di Berau terdapat sejumlah jenis burung dara laut, seperti dara laut tiram, dan Dara laut jambul. Di mana semua jenis burung dara laut tersebut bisa ditemukan di sekitar pulau konservasi Pulau Sangalaki. Burung ini merupakan jenis burung pemakan serangga, invertebrata serta ikan-ikan kecil. Dalam membedakan masing-masing jenis burung dara tersebut bisa dilihat dari jenis motif, dan bentuk tubuhnya. Seperti halnya jenis dari Dara laut tiram (Sterna nilotica), serta memiliki tubuh berukuran sedang 39 cm. Warna pucat dengan ekor sedikit terlihat mirip menggarpu. Saat musim panas bagian atas kepalanya berwarna hitam, namun ketika musim dingin, tubuh bagian bawah putih, bagian atas abu-abu, kepala putih, tengkuk berbintik abu-abu, bercak hitam pada mata. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. Mencari makan dengan terbang rendah di atas air atau lumpur. Jarang bertengger di tonggak kayu. Saat berburu burung ini jarang menjatuhkan diri masuk ke dalam air. Sementara itu Dara laut jambul (Sterna bergii) tidak jauh berbeda dengan Burung dara tiram. Ia juga pemakan ikan, kepiting yang memiliki habitat di pantai, dan pulau karang. Dara-laut jambul memiliki tubuh berukuran besar (45 cm) atau sedikit lebih besar dari Dara laut tiram. Sesuai dengan Namanya, jenis ini memiki jambul di lepala, paruh kuning. Untuk warna bulu di tubuh bagian atas abu-abu, bagian bawah putih. Saat musim panas mahkota dan jambulnya berwarna hitam. Warnanya bisa berubah berbintik putih saat peralihan musim. Sementara musim dingin, mahkotanya berwarna putih. Jambul berbintik abu-abu. Iris coklat, paruh kuning, kaki hitam. Sarang berupa cekungan dangkal di pasir. Telur berwarna kuning tua, berbintik abu-abu, jumlah 1-2 butir. Berbiak diperkirakan bulan Mei-Juni “Mencari ikan dalam kelompok kecil. Kadang bersama dengan Dara-laut lain. Beristirahat di pantai, bagan, tiang, atau benda terapung di air. Sering terbang sampai agak jauh ke tengah laut untuk mencari makan,” bebernya Selain kedua jenis itu, masih adalagi beberapa jenis burung dara laut lainnya yang memang belum banyak diketahui, terutama dari prilakunya dan populasinya. Meski begitu, seluruh jenis burung dara laut ini merupakan salah satu jenis burung yang dilindungi Indonesia dari kepunahan yang perlindungannya diatur sesuai Peraturan Menteri LHK No. P.106 tahun 2018. Tidak hanya itu, mengganggu populasinya juga dapat dikenakan Undang-Undang Nomor tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistem, dengan kurungan penjara 5 tahun dan denda 100 juta rupiah. “Tentu kami sangat berharap keberadaan burung dapat terus lestari agar menjadi bahan edukasi ke masyarakat, khususnya yang datang ke Pulau Sangalaki. Jika di Sangalaki masih banyak satwa liar eksotis yang dilindungi hidup yang masih hidup bebas dan aman,” pungkasnya. (*/APP)

Tags :
Kategori :

Terkait