KUTAI KARTANEGARA, NOMORSATUKALTIM - Kabar duka meliputi Kabupaten Kutai Kartanegara. Ibu Dayang Kartini hari ini telah meninggal dunia.
Sosok figur wanita penting ini berhasil mendampingi Suaminya, Alm Syaukani Hasan Rais menjadi Bupati (1999-2005) serta anaknya, Rita Widyasari (2010-2015).
Almarhumah menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, pada Rabu 24 Juli dini hari tadi.
Setelah 8 tahun, akhirnya Ibu Dayang Kartini menyusul suami tercinta di keabadian.
Sosok ini pun melekat dalam memori masyarakat Kutai Kartanegara, mulai dari keluarga, masyarakat, politisi, Birokrat hingga aparat.
Banyak hal baik yang bisa diambil dalam sosok Almarhumah Ibu Dayang Kartini.
Seperti yang disampaikan Nery. Dia merupakan keponakan dari Almarhumah Ibu Dayang Kartini dan sempat menjadi ajudan beliau semasa kepemimpinan Alm Syaukani.
Dalam memorinya masih jelas terpatri bagaimana Ibu Dayang Kartini sebagai seorang istri dari seorang bupati.
Ia masih ingat dengan jelas Ibu Dayang Kartini adalah sosok yg tegas.
Tegas untuk menunjukan kepada orang bahwa yang salah adalah salah, dan yang benar adalah benar.
“Orangnya pintar untuk menjadi pemimpin yang baik yg bisa memajukan apapun,” kenangnya, pada 24 Juli 2024 saat dihubungi tim media ini.
Dia mencontohkan disaat Ibu Dayang Kartini menjabat sebagai ketua tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) atau sebagai ketua yayasan jantung sehat.
Semua aspek benar benar dibina dan menjadi maju berkat beliau. Sepertinya apapun yang disentuhnya akan berubah menjadi lebih baik.
Pun dalam kehidupannya sehari-hari. Wanita yang kerap disapa Neneg ini melihat Ibu Dayang Kartini sangat supel terhadap orang lain dan tidak pernah membedakan orang berdasarkan strata sosialnya.
“Selama saya mendampingi beliau (Almh Dayang Kartini,red.) sebagai ajudan, kalau ada acara pas waktu makan beliau lebih senang makan dengan rakyat biasa. Lebih suka membaur. Saya sering diajak ibu makan bakso atau soto gerobakan pinggir jalan,” ungkapnya.