Pengalaman Spiritual AKBP Heri Rusyaman Usai Tunaikan Ibadah Haji

Senin 08-07-2024,14:30 WIB
Reporter : Ari Rachiem
Editor : Baharunsyah

KUKAR, NOMORSATUKALTIM – Kapolres Kukar AKBP Heri Rusyaman berbagi pengalaman usai kembali dari tanah suci Mekah. Ia mengaku alami titik balik dalam kehidupannya. 

Ini adalah pengalaman haji pertamanya. Menurut Heri, banyak orang urung pergi berhaji bukan karena tak memiliki modal. Tapi karena harus mengantre dengan antrean yang sangat panjang. Karenanya ia berpesan. Agar umat Islam yang memiliki rezeki lebih segera mendaftar sedari sekarang.

“Jadinya masuk akal gitu ‘kan sekarang aja orang nunggu 30 tahun,” ucapnya pada Senin 8 Juli 2024.

BACA JUGA:Konsumsi Pornografi Tingkatkan Risiko Disfungsi Seksual

Tak heran, mantan Kapolres Kubar itu mengatakan untuk menyegerakan mendaftarkan diri untuk ibadah haji. Terlebih melihat data yang dilansir oleh Kanwil Kemenag Kaltim terkait masa daftar tunggu orang berhaji.

Dilansir dari data Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Kaltim, di Samarinda daftar tunggu hingga 36 tahun, Balikpapan 35 tahun, Bontang 44 tahun, Kukar 31 tahun, Paser 33 tahun, PPU 33 tahun, \Kutim 35 tahun, Kubar 22 tahun, Berau 35 tahun dan Mahakam Ulu 16 tahun.

Dari hal tersebut, pria kelahiran Cimahi 50 tahun silam ini membenarkan bahwa ibadah haji itu merupakan panggilan dari Tuhan. Bukan seberapa kita mampu untuk pergi ke tanah suci. Ia menyebutnya haji merupakan ibadah yang dimampukan oleh Yang Maha Kuasa. 

Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 2003 ini melanjutkan ucapannya dengan sedikit bernostalgia dengan pengalamannya selama berhaji. Ia menyampaikan esensi dari ibadah haji tersebut yang paling membekas pada dirinya adalah dapat merefleksikan kehidupan.

Contohnya ketika tawaf. Menurutnya, tawaf itu merupakan manifestasi dari perjalanan kehidupan seorang manusia. Dalam tawaf ada yang mendapatkan kendala. Misal berdesak-desakan dengan jamaah lain. Atau tak sengaja didoring oleh jamaah lain.

BACA JUGA:Jadwal Babak Grup Piala AFF U-19 2024, Berikut Lawan Timnas Indonesia di Grup A

Tetapi juga ada yang dilancarkan dalam kegiatan tawaf. Meskipun dibanjiri oleh manusia, namun ibadah tawaf seseorang dapat dimudahkan dengan cara dilapangkan jalannya saat bertawaf atau tidak berdesak-desakan dengan jamaah yang lain.  

“Begitu juga dengan kehidupan, adakalanya kita mengalami kendala dalam sebuah persoalan. Namun adakalanya persoalan yang besar, kita tidak menemui kendala sama sekali,” ungkapnya.

Kapoleres Kukar ini berharap dari initisari ibadah hajinya bisa dapat diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari, terutama ketika ia menjabat sebagai orang nomor satu di kepolisian resor Kutai Kartanegara dalam mengambil sebuah keputusan.

Terakhir ia mengungkapkan makna terdalam dari sepulangnya dari tanah haram adalah perubahan menjadi pribadi yang lebih baik. Terlebih umurnya yang sudah memasuki kepala lima. Menurutnya di usia 40 tahun ke atas merupakan titik balik atau puber keduanya seseorang. 

Pada umur ini akan menjadi waktu yang krusial bagi seseorang. Seseorang dapat menjadi pribadi yang lebih baik atau sebaliknya. Tak salah, selama berhaji, ia mengalmai perjalanan spiritual dan berkesan sebagai aparat kepolisian. 

Kategori :