Bye-bye Kabel Semrawut, Kota Samarinda Terapkan Kabel Bawah Tanah Mulai Tahun ini

Sabtu 22-06-2024,09:04 WIB
Reporter : Ari Rachiem
Editor : Hariadi

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Mulai tahun ini, warga Kota Samarinda bisa mengucapkan "Bye-bye" kepada kabel semrawut yang kerap mengganggu keindahan kota.

Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda berencana menerapkan sistem kabel listrik bawah tanah untuk meningkatkan keindahan kota. Sistem ini dinilai lebih aman, karena semua kabel ditanam di bawah tanah. 

Program Pemkot Samarinda ini merupakan rangkaian misi menuju pusat peradaban. Selain pembenahan infrastruktur yang bagus, Pemkot Samarinda juga memperhatikan tata kelola kota yang berestetika, agar para masyarakat merasa nyaman.

BACA JUGA: Simak Pembahasan Akmal Malik Ketika Bertemu Wakil Gubernur Anhui China

Salah satu pemandangan yang acap kali kita lihat di seluruh kota di Indonesia, termasuk Samarinda adalah pemasangan kabel listirk yang menjuntai dengan pemasangan tiang di seluruh ruas jalan kota.

Selain merusak estetika kota, pemakaian tiang listrik juga mengundang bahaya. Sistem lama ini dinilai rawan karena memicu kebakaran. Selain itu, sudah banyak korban tersengat arus listrik yang terbuka di udara. 

BACA JUGA: Dishub Samarinda Fokus Tingkatkan Kualitas Pengemudi Angkot dan Taksi

Dalam rangka mengembangkan Kota Samarinda yang berbasis smart city dalam tata kelola ruangnya, Pemkot Samarinda akan berusaha menggunakan sistem baru dalam penyaluran listrik, yaitu dengan konsep penanaman kabel di bawah tanah.

Selain menambah estetika, konsep ini juga jauh lebih aman dibanding kabel listrik yang berjuntai di sela-sela atap rumah warga.

"Tahun ini kita akan mencoba konsep kabel listrik yang ditanam," ucap Walikota Samarinda, Andi Harun pada Jumat (21/6/2024).

BACA JUGA: Bupati Mahulu Minta OPD Percepat Pengadaan TPA dan WTP

Nantinya, penanaman kabel ini akan didesain sedemikian rupa agar tidak bercampur dengan drainase bawah tanah.

Tantangan yang dihadapi Pemkot adalah kecepatan dari pengerajan proyek ini sendiri. Mengingat metode penggalian konvesional dapat memakan waktu yang cukup lama dan bisa menggangu arus lalu lintas di Kota Tepian.

Belum lagi dengan fasilitas publik yang akan terkena imbasnya, seperti trotoar dan jalan karena akibat aktivitas menggali dan membongkar tiang listrik. Selain itu juga ada hambatan alur drainase yang mungkin terjadi karena proyek ini.

LIHAT JUGA: Pulau Derawan Dapat Tambahan Mesin Pembangkit Listrik pada Juli Mendatang

Kategori :