Rilis Lagu Rayakan Hari Ibu

Minggu 29-12-2019,09:15 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Paulina and Friends, musisi lokal Balikpapan, merayakan Hari Ibu 22 Desember 2019 dengan merilis single pertamanya. Tepat saja, sebab lagu itu berjudul "Mama". Lagu yang bercerita tentang sosok ibu. Son's Coffee di Kompleks Wika Balikpapan Utara, dipilih sebagai tempat merilis dan sekaligus live perform pertamanya, membawakan lagu itu. "Senang banget. Jujur saja, ini pertama kalinya live perform, dan pertama kalinya punya lagu. Selama ini memang saya penyanyi. Penyanyi Gereja. Bisa live musik seperti malam ini, saya seneng banget," ucap Paulina sumringah, Minggu (22/12) lalu. Perempuan asal Flores Nusa Tenggara Timur itu, menceritakan proses persiapan rilis lagu "Mama". Proses rekaman sudah dilakukan September 2019. Setelah itu, rilis di Spotify, sebuah platform layanan musik online. Lanjut membuat vidio klip-nya pada Oktober. Baru rampung akhir November, dan 1 Desember 2019 lagu tersebut sudah tersedia di YouTube. Lagu ini, kata Pau sapaannya, sebenarnya ditulis Adi Prasetya. Pau hanya diminta untuk menyanyikannya. Memang dipersiapkan untuk momen hari ibu, makanya, dari beberapa lagu garapan Adi Prasetya, lagu "Mama" dipilih untuk rekaman lebih dahulu. Lebih dari itu, juga untuk mengenang Ibu dari sang penulis lagu, yang meninggal dunia Agustus lalu. Paulina dan Adi Prasetya pernah sama-sama bekerja di satu perusahaan media. Adi Prasetya, lanjut Pau, menghubunginya, memintanya menyanyikan lagu "Mama" itu. Karena ia tahu Pau seorang choir di gereja. "Awalnya sih, saya memang agak susah nyanyi lagu pop. Lagu kesukaan saya itu, kayak lagu-lagu Whitney Houston dan Celine Dion. Tapi ketika dengar lagu-lagu mas Adi, saya merasa karakter vokalnya masuk dalam nada suara saya. Ketika menyanyikan lagu ini, saya tidak kesulitan untuk main nada rendah dan nada tinggi. Akhirnya saya merasa cocok dengan lagu ini," cerita perempuan yang bernama lengkap Paulina Jaru Paso Sani, itu. Dari situlah keduanya menyusun rencana rekaman lagu dan akhirnya merilisnya. Selain itu, kata dia, proyeksi ke depan akan kembali merilis beberapa lagu tahun depan. Dan berencana untuk membentuk grup band. "Awal ini, masih solo, rilis kedua nanti, rencananya sudah lengkap, grup band-nya, dengan mas Adi sebagai song writer," ungkapnya. Penyanyi lokal yang mengidolakan Agnes Monica itu lanjut menceritakan pengalamannya sebagai penyanyi. Dia, mengakui memang berkeinginan menjadi penyanyi. Sering ikut audisi dan lomba-lomba, di tingkat lokal. Khusus lagu-lagu seriosa. Selain itu, juga sering manggung di kafe bersama teman-temannya. Rencana kedepannya, gadis kelahiran 1992 ini ingin fokus meniti karir di industri musik sebagai penyanyi. Pau menyampaikan pandangannya terhadap industri musik lokal saat ini. Menurutnya, di Balikpapan banyak potensi musisi lokal. Namun, kurang diperhatikan dan diperjuangkan. "Anak Balikpapan ini punya banyak kreativitas, di bidang apa saja, tak terkecuali musik. Ada beberapa band-band lokal, salah satunya Biru Tamela. Cuma memang, masih sebatas lokal saja, belum nasional. Itu, tinggal digali saja lagi potensinya," jelas Pau. Perantau yang sudah bekerja di Kaltim sejak 2015 itu merasa heran dengan fenomena saat ini. Banyak penyanyi meng-cover lagu-lagu milik orang lain. Lalu di-posting di akun YouTube-nya. "Walaupun sebenarnya cover-nya bagus banget. Tapi, ada baiknya kan, buat lagu sendiri, agar bisa nyanyi dengan karakter sendiri," tambahnya. Dia menyarankan, agar sebaiknya menyanyikan lagu sendiri. "Biar orang lain yang meng-cover,". Barangkali bisa terkenal dengan itu. Dengan begitu, akan membawa nama baik bagi Kota Balikpapan. Lagu untuk Ibu dan Cita-Cita untuk Musik Balikpapan Penulis lagu "Mama". Lucas Adi Prasetya mengisahkan awal ia menulis lagu “Mama”. “Lagu ini, terinspirasi setelah ibu saya meninggal, Agustus lalu. Kemudian saya ingin membuat sebuah lagu. Dan akhirnya, secara tidak sengaja menemukan lagu yang saya tulis sejak kuliah dulu, namun belum jadi-jadi juga," kisahnya. Ia melanjutkan, lagu itu awalnya berkisah tentang asmara. Lalu coba diubah dengan tema lingkungan. Namun lagu juga tak kunjung selesai. Baru setelah sang ibu meninggal, Adi mencoba merubah lirik dan musiknya dengan tema ibu. Tidak lama, hanya butuh beberapa hari prosesnya selesai. "Sepertinya, lagu ini memang menunggu, momen hari ibu tahun ini," katanya. Adi mengesankan lirik lagu "Mama" sebagai doa. Untuk menjaga keterikatan dirinya dengan ibunya. Lebih jauh, lagu tersebut dipersembahkan untuk semua ibu di dunia ini, yang telah mendedikasikan semua yang mereka punya, untuk anak-anaknya. "Teristimewa, untuk ibu saya (alamarhum Anastasia Yuwiati), seseorang yang sangat saya kagumi dan sayangi," kata eks wartawan media nasional itu. Mengenai kemampuannya mencipta lagu, pria kelahiran Jogjakarta itu semenjak kuliah sudah rajin menulis lagu. Setiap berkumpul dengan teman-teman grup band-nya, ia memang selalu diposisikan sebagai penulis lagu. Namun lagu-lagu yang ia tulis dahulu tidak begitu diseriusi “Skhirnya berlalu begitu saja. Baru lagu "Mama" ini yang memang benar-benar diseriusi, dan akhirnya bisa rekaman dan sampai buat vidio klipnya. Rekamannya, di studio rekaman Argaris, di Balikpapan," imbuh Adi. Perihal prospek ke depan, ia dan Paulina beserta tim sedang menggarap beberapa lagu untuk dirilis tahun depan. Penilaian Adi tentang kondisi industri musik saat ini, terutama lokal sebenarnya cukup bergairah.  “Terutama di YouTube banyak yang muncul dari Balikpapan. Namun, belum semua genre ada yang menekuni. Misalnya lagu-lagu komedi, yang sekarang jarang,” ulasnya. “Sebenarnya itu terkait juga dengan perkembangan zaman ya. Era musik kan pasti berbeda setiap zaman. Sehingga saya lihat, banyak musisi yang menyesuaikan musiknya dengan kondisi itu. Supaya, lebih diterima oleh masyarakat," tambahnya lagi. Ia pun berharap, agar lebih banyak lagi lagu dari musisi Balikpapan dengan banyak genre dan dengan banyak style penyanyi. Menurutnya, yang dibutuhkan banyak lagu-lagu rock, pop progresif, metal dan terutama lagu-lagu komedi atau jenaka. "Kalau di tingkat nasional, selepas Project Pop, kita kan tidak cukup punya ya. Sebenarnya kami juga punya satu lagu komedi, semoga bisa rilis tahun depan," harapnya. Adi Prasetyo juga berharap, agar semakin banyak tempat yang menggelar acara music untuk mewadahi anak muda. Sehingga minat dan bakatnya tumbuh. “Entah itu pentas seni, atau pagelaran musik,” sebutnya. Misalnya, harap Adi, acara-acara musik itu rutin digelar di gedung-gedung milik pemerintah. Seperti Gedung Kesenian Balikpapan dan Gedung Parkir Klandasan. "Saya yakin, anak muda di Balikpapan ini haus akan musik. Kehausan itu harus dipenuhi. Karena itu bagian dari hidup mereka," ujarnya. Dengan adanya ruang-ruang seperti itu, akan membuka peluang munculnya musisi-musisi lokal. Apalagi sekarang banyak studio rekaman jika memang serius untuk membuat karya untuk ditampilkan dan dimunculkan kepermukaan. "Karena, kita tidak pernah tahu, seberapa besar respons orang terhadap suatu lagu. Banyak penyanyi yang memang berangkat dari nol, tapi banyak juga yang dari satu lagu sudah cukup dikenal. Balikpapan ini membutuhkan karya-karya musik. Kita tidak boleh puas dengan sebutan Balikpapan sebagai kota industri dan jasa. Orang mesti tahu juga, kalau di Balikpapan banyak musisi yang bagus-bagus," pungkasnya. "Semoga lagu bertema ibu ini, bisa diterima oleh masyarakat Balikpapan. Dan bisa memberi kesan kepada mereka yang mencintai dan menyayangi ibu mereka masing-masing. Karena sesungguhnya, surga di bawah telapak kaki ibu. Dan harta kita yang paling berharga adalah ibu. Jangan mengecewakan ibu," tutup Adi. (das/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait