Kominfo: Produksi Hoaks Meningkat, Tercatat 204 Jelang Pemilu 2024

Selasa 23-01-2024,07:00 WIB
Editor : Hariyadi

JAKARTA, NOMORSATUKALTIM - Produksi kabar bohong yang sempat menurun dalam beberapa tahun terakhir, kini kembali mengalami peningkatan jelang Pemilu 2024.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat, peningkatan berlangsung dalam setahun terakhir. Terpantau ada 204 hoaks atau berita palsu yang disebar selama periode Januari 2023 hingga Januari 2024.

“Trend persebaran isu hoaks terkait Pemilu kembali naik menjadi 204 isu hoaks sepanjang Januari 2023 sampai Januari 2004,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, di Jakarta, Senin (22/1/2024).

Budi Arie menyebut, pada Pemilu periode sebelumnya, tepatnya di 2018 hingga 2019, Kementerian Kominfo mencatat persebaran kabar bohong terkait Pemilu mencapai angka 714 hoaks. 

Jumlah ini terus menurun setelah Pemilu berlalu. Namun produksi berita bohong terpantau naik lagi jelang suksesi kepemimpinan nasional.

Pun demikian, angka penyebaran hoaks terkait Pemilu 2024 terpantau menurun signifikan.

“Walaupun ada penurunan tapi tetap hoaks itu ada, penurunannya cukup signifikan hampir cuma seperempatnya,” tambahnya. 

Hoaks, kata Budi Arie, merupakan salah satu dari empat bentuk kekacauan informasi (information disorder), selain fitnah, ujar kebencian dan merendahkan martabat orang lain.

Kekacauan informasi, baik misinformasi, disinformasi maupun malinformasi, dinilai kian marak dan tidak lagi bisa dihindari di era digital ini.

Sebab, proses produksinya berjalan begitu cepat, mulai dari penciptaan narasi pembuatan produk media dan distribusi informasi. 

Proses tersebut dimungkinkan karena didorong oleh tiga elemen utama, yakni agennya atau aktor yang secara aktif terlibat, pesan yang dapat dikomunikasi secara langsung melalui proses maupun dalam format audit audio visual, dan penerjemah atau audience yang menginterpretasi informasi berdasarkan latar belakang sosial politik dan kultural masing-masing. 

“Persebaran kekacauan informasi perlu semakin diwaspadai. Karena berdasarkan riset, 62 persen dari pengguna internet pernah melihat kekacauan informasi di ruang digital,” ujarnya.

Oleh karena itu, Menteri Budi Arie mengajak seluruh masyarakat, terutama generasi muda, untuk menghindari hoaks, fitnah, ujaran kebencian, dan merendahkan martabat orang lain di ruang digital. 

Sebab, empat jenis kekacauan informasi ini tidak mencerminkan keluruhan budi pekerti bangsa yang harus dijaga di ruang digital Republik Indonesia.

 

Kategori :