Kolaborasi TNI dan Pemkab Kukar Hasilkan 58 Jembatan Penghubung

Kamis 02-11-2023,23:10 WIB


--

Kukar, NOMORSATUKALTIM - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan TNI bersinergi dalam membangun infrastruktur pertanian di Kukar. 

Kolaborasi TNI dan Pemkab Kukar ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan, kesejahteraan petani, dan kemanunggalan TNI dengan rakyat.

Demikian dikatakan Bupati Kukar Edi Damansyah melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar Dr H Sunggono, dalam acara Penutupan Karya Bhakti dan Gerakan Nasional Ketahanan Pangan 2023 di Areal Persawahan Kelurahan Bukit Biru Kecamatan Tenggarong, Rabu (1/11/2023).

Bupati Edi mengatakan, Kolaborasi TNI dan Pemkab Kukar tidak hanya di bidang pertanian, tetapi juga di bidang lain seperti bedah rumah, pembukaan isolasi wilayah, program air bersih dan lainnya.

“Kami sangat mengapresiasi dukungan dan kerja sama TNI dalam percepatan pembangunan di Kukar. Kami berharap kerja sama dan sinergi ini dapat terus ditingkatkan dan diperluas di berbagai bidang,” kata Edi.

Edi juga mengapresiasi pelaksanaan Karya Bhakti dan Gerakan Nasional Ketahanan Pangan 2023 yang telah dilakukan oleh TNI di beberapa kecamatan di Kukar, yaitu Tenggarong Seberang, Muara Kaman, Sebulu, Tenggarong, dan Loa Kulu.

Program tersebut, kata Edi, bertujuan untuk membantu program pemerintah dalam meningkatkan hak atas pangan, kualitas SDM, ketahanan pangan nasional dan lokal, serta perekonomian masyarakat.

“Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemanunggalan TNI dengan rakyat serta menghadapi tantangan globalisasi dan digitalisasi dengan mengandalkan kearifan lokal,” ujarnya.

Sementara itu, Brigjen Susilo selaku Kasdam VI/Mlw melaporkan bahwa Kolaborasi TNI dan Pemkab Kukar telah berhasil membangun infrastruktur pertanian yang meliputi jalan usaha tani sepanjang 52.523,9 meter.

Kemudian juga jembatan penghubung sebanyak 58 buah, dan gorong-gorong untuk sistem irigasi pompa air sebanyak 123 buah.

Infrastruktur pertanian ini, kata dia, dapat meningkatkan konektivitas dan produktivitas pertanian dengan wilayah terdampak persawahan seluas 4.168, 34 hektare dan hortikultura seluas 1.717,50 hektare. 

“Dengan adanya infrastruktur ini, biaya produksi pertanian dari mobilitas hasil tani dapat ditekan sebesar Rp 4.127.643.828 per tahun,” jelas Brigjen Susilo. (*/adv/kominfokukar_23)

 

Kategori :