Tetapi, lanjutnya, PT Fahreza selaku pelaksana kontrak yang menyelesaikannya.
"Ranah eksekusinya pada kontraktor dong. Karena kita sudah menyerahkan pekerjaan itu ke mereka," imbuhnya.
"Mereka koordinasi, follow up. Kalau tidak bisa dipindahkan bagaimana rekayasa tekniknya supaya tidak mengganggu pekerjaan tapi pekerjaan lain tetap jalan," ujar Jen.
Jen menyinggung, proyek penanganan banjir DAS Ampal adalah proyek besar senilai Rp 136 miliar. Harusnya, PT Fahreza sebagai pelaksana, sudah memiliki metode pelaksanan untuk mengantisipasi kendala di lapangan.
"Terus dia sekarang ngomong utilitas pada saat waktu waktu sudah terakhir, sudah mepet. Gak relevan, mencari cari kesalahan," tandas Jen Supriyanto. (*)
Reporter: Adhi Suhardi