Nomorsatukaltim.com - Untuk maju sebagai calon legislatif, selain dibutuhkan isi kepala dan investasi sosial, butuh pula kesiapan isi rekening alias kapital.
Tanpa modal uang yang cukup, kampanye seorang caleg bakal kedodoran. Operasional, biaya sosial, akomodasi ke dapil, alat peraga kampanye sampai ongkos saksi, semua membutuhkan biaya yang tak sedikit.
Konon, untuk caleg kelas kota/ kabupaten bisa membutuhkan modal ratusan juta. Bagi caleg provinsi, paling tidak butuh ratusan juta sampai miliaran. Bagi caleg DPR RI, modalnya tentu harus lebih besar lagi.
Banyak pengamat politik yang telah melakukan penelitian ihwal modal jadi caleg.
Semisal, mengacu hasil riset Direktur Prajna Research Indonesia, Sofyan Herbowo, yang mengungkap minimal modal para caleg.
Untuk caleg DPRD kota/ kabupaten minimal membutuhkan kocek Rp 250-300 juta. Caleg DPRD provinsi, minimal butuh Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar. Adapun caleg DPR RI, butuh Rp 1 miliar – Rp 2 miliar. Ini minimal.
Sumber dana ilegal sangat berpotensi digunakan untuk kepentingan Pileg dan Pilkada 2024. Sebab, ongkos Pemilu bisa menjadi sarana pencucian uang. Apalagi, dari beberapa riset, dana yang dibutuhkan untuk pemenangan cenderung sangat besar.
Selama ini transparansi dan akuntabilitas dana kampanye sangat rendah. Padahal, banyak riset menunjukkan korupsi politik terjadi usai Pemilu.
Rendahnya transparansi modal kampanye juga masih terjadi di Balikpapan. Setidaknya, hal ini terkuak dalam dialog caleg, yang dihelat pada Selasa (8/8/2023) malam.
Dialog yang mengangkat tajuk: Yang Muda Nyaleg Enggak Bahaya Ta? digagas Corelate, dengan menghadirkan tiga caleg.
Yakni, Cindy Claudia caleg PDIP dari dapil Balikpapan Tengah, Adelina caleg Demokrat dapil Balikpapan Selatan, dan Hafiduddin caleg DPR RI dapil Kaltim.
Para caleg menyampaikan pelbagai pemaparan normatif, untuk mencari suara masyarakat Balikpapan. Dialog itu juga disiarkan live di akun Instagram @PortalBalikpapan.
Dalam sesi tanya jawab, ada pertanyaan menggelitik dari netizen, yang dilontarkan akun @politik.kaltim. Pertanyaannya dibacakan moderator, yang juga Pimred Kaltim Kece, Robithoh J Palupi.
Akun tersebut menanyakan tentang berapa besaran modal kampanye yang dibutuhkan bagi seorang caleg.
Menurut moderator, pertanyaan itu termasuk pertanyaan sama di benak masyarakat, yang selalu memantik rasa penasaran. Ia pun membacakan pertanyaan netizen itu, soal berapa besaran biaya yang dikeluarkan caleg.