Lahan Pertanian 24,7 Hektare di IKN Modal Ketahanan Pangan

Kamis 13-07-2023,17:41 WIB
Reporter : Rudi Agung
Editor : Rudi Agung

Nomorsatukaltim.com – Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara, Myrna A Safitri mengatakan, ketersediaan 24,7 hektare lahan pertanian di IKN sebagai modal awal untuk membangun ketahanan pangan IKN. "Lahan seluas 24,7 hektare  luasnya sebesar 9,64 persen dari luas IKN. Sehingga akan kami maksimalkan untuk produksi pangan bagi kebutuhan di IKN," ujar Myrna, melalui keterangan resminya, dikutip Kamis (14/7/2023). Lahan seluas itu telah diprogramkan dengan pengelolaan optimal melalui intensifikasi berkelanjutan. Kemudian akan dilakukan perluasan hingga menjadi minimal 25.600 ha atau sebesar 10 persen dari luas wilayah IKN. Di daerah sekitar IKN, pihaknya juga akan terus mendorong petani setempat melakukan intensifikasi lahan. Bukan ekstensifikasi karena pertumbuhan penduduk tidak akan sebanding dengan luasan lahan yang tersedia, sehingga yang harus dilakukan pemanfaatan teknologi pertanian. Menurutnya, strategi ketahanan pangan IKN terdiri atas berbagai elemen seperti mempertahankan sebagian kawasan pertanian. Yakni dengan pertimbangan berjalannya kegiatan secara menahun, termasuk mencermati penduduk sekitar yang berprofesi sebagai petani. Selanjutnya intensifikasi berkelanjutan terhadap pertanian dalam arti luas mulai dari pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan yang sudah berjalan di kawasan IKN. Hal lain yang juga menjadi kajian soal pengembangan food estate di Kaltim. Karena kawasan ini daerah relokasi bagi lahan produksi pangan lokal yang terdampak dalam pengembangan IKN. Hal lain yang menjadi perhatian pihaknya adalah pangan yang sehat dan berkualitas, yakni bahan pangan yang diproduksi dari pertanian secara ramah lingkungan atau tidak menggunakan pupuk maupun obat-obatan kimia, tapi semuanya dengan material alami "Pertanian yang cerdas adalah yang mampu memproduksi bahan pangan yang tidak menghasilkan limbah, tidak mencemari lingkungan, namun menggunakan material alami. Sekarang adalah tren pertanian yang ramah lingkungan," ujar Myrna. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait