Nomorsatukaltim.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan perkembangan varietas tanaman unggul terus dilakukan. Hasilnya, klaim Mentan SYL, Indonesia mampu menjadi salah satu negara pertanian kuat di dunia yang memiliki ketahanan pangan berkualitas dan berkelanjutan. Hal itu, lanjutnya, diperoleh dari pelbagai usaha seluruh pihak. Adapun faktor pendorong keberhasilan, hadirnya teknologi dan sistem pertanian mumpuni. Sekaligus, kemampuan SDM pertanian unggul di seluruh Indonesia. "Teknologi yang berkembang saat ini telah membuat Indonesia memiliki varietas unggul dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada. Saya mendapatkan banyak masukan dari apa yang kita lihat hari ini sebagai salah satu tantangan besar, terutama dalam menghadapi kekeringan,” ujar Mentan SYL, melalui keterangan resminya, dikutip pada Jumat (2/6/2023). Ia juga memperingatkan potensi ancaman ketahanan pangan di waktu mendatang. Salah satunya, potensi fenomena El Nino yang akan memicu anomali suhu menjadi lebih panas dan kering saat musim kemarau. “Ini adalah bagian untuk mengkonsolidasi, kekuatan dan potensi pertanian, di dalam menjaga ketahanan pangan nasional kita,” jelasnya. Selama ini, sambung Mentan SYL, varietas-varietas tanaman pangan di Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa. “Misalnya padi rerata di atas 10 ton bahkan ada yang 14 ton per hektare," imbuhnya. Mentan mengaku bangga dengan perkembangan perbenihan saat ini. Terlebih sejumlah varietas mampu bertahan di musim ekstrem. Termasuk dalam cuaca ekstrem el nino atau musim kemarau panjang yang terjadi sekarang. "Saya kira ini menunjukkan kemajuan yang luar biasa dengan hadirnya varietas tahan perubahan iklim. Termasuk iklim kering saat ini, yang diperkirakan berlangsung hingga bulan Agustus," ujarnya. Ia mencontohkan salah satu lahan pertanian yang subur di Jawa, Kulon Progo. Ia menilai kabupaten ini sangat subur dengan hamparan sawah terluas di Indonesia. Kabupaten ini bahkan memiliki nilai plus dengan panorama pemandangan luar biasa dan bisa dijual sebagai obyek wisata. "Jadi pertanian besok itu tidak hanya hamparan saja tetapi juga harus masuk pada pertanian presisi. Kalau perlu jadi solusi pengendali inflasi," harapnya. Meski begitu, ia juga mengingatakan, ancaman dunia pertanian di masa mendatang. Tak hanya dampak fenomena iklim El Nino yang berpotensi memberi ancaman kekeringan cukup parah terhadap pertanian. Tapi, ketegangan politik yang terjadi di pelbagai belahan dunia turut memberi tantangan cukup besar terhadap pembangunan sektor pertanian dan ketahanan pangan negara. “Ini adalah bagian untuk mengkonsolidasi, kekuatan dan potensi pertanian, di dalam menjaga ketahanan pangan nasional kita,” jelasnya. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan selama ini pemerintah terus berupaya mengembangkan benih unggul bersertifikat yang dipersiapkan khusus untuk peningkatan produktivitas. "Padi saja ada 60 varietas unggulan termasuk yang tahan hama penyakit dan kekeringan,” jelasnya. Untuk jagungnya ada 20 varietas jagung ibrida, hasilnya tinggi ada yang 2.5 meter 3 meter ada yang tongkol 2 bahkan ada yang warnanya ungu. Untuk rata rata padinya semua di atas 8-7 ton tinggi tinggi 9 bahkan ada yang 11 sampai 12 ton. (*)
Mentan Yakin Indonesia Punya Ketahanan Pangan Berkelanjutan
Jumat 02-06-2023,11:41 WIB
Editor : Rudi Agung
Kategori :