Kasus Gagal Ginjal pada Balita Melonjak, Seperti Ini Tanda-Tandanya
Jumat 21-10-2022,22:29 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group
Jakarta, nomorsatukaltim.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) mencatat ada 241 kasus gagal ginjal akut di Indonesia. Data tersebut didapati Kemenkes dari 22 provinsi yang ada di Indonesia dan lebih dari 50 persen dinyatakan meninggal dunia.
"Sampai sekarang kita sudah mengintifikasi ada 241 kasus gangguan gagal ginjal akut di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus," ujar Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, ketika konferensi pers di Gedung Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Jumat 21 Oktober 2022.
Budi menyebutkan bahwa kasus tersebut merupakan hasil rekapitulasi dari bulan Januari sampai dengan Oktober 2022. Selama 10 bulan itu, Budi menyampaikan bahwa kasus tersebut mulai melonjak pada bulan Agustus 2022.
"Ini terjadi pengikatan mulai bulan Agustus. Jadi gagal ginjal akut ini normal, sering terjadi tapi jumlahnya kecil, perbulan tuh cuma 1 atau 2, jadi enggak pernah tinggi," kata Budi.
Budi menyebutkan pada Agustus ditemukan 36 kasus penyakit gagal ginjal akut. Hal ini membuat pihaknya langsung bergerak untuk mengetahui apa penyebab dari lonjakan itu.
"Nah kita mulai lihat ada lonjakan itu di bulan Agustus, naik sekitar 36 kasus. Sehingga begitu ada kenaikan kita mulai lakukan penelitian, penyebabnya apa," jelas Budi.
"Di bulan September melihat data ini, Kemenkes melakukan penelitian penyebabnya apa," lanjutnya.
Dari hasil penelitian itu, pihaknya menemukan bahwa penyakit tersebut kebanyakan menyerang balita berumur di bawah 5 tahun dengan gejala yang bermacam-macam. "Pertama kita lihat kejadian ini banyak menyerang terutama balita di bawah 5 tahun," jelas Budi.
"Selanjutnya kita lihat gejala klinisnya apa? Dimulai dari demam, kehilangan nafsu makan dari bayi-bayi ini," sambungnya.
Selain itu, ia mengatakan bahwa kebanyak dari balita-balita itu mengalami susah buang air kecil. "Kemudian yang spesifik dari ginjal, mereka itu tidak bisa buang air kecil atau unurine," imbuhnya.
Dengan adanya kasus tersebut, Budi berpesan kepada masyarakat untuk tidak panik dan jika ditemukannya gejala tersebut, segera untuk konsultasikan ke dokter terdekat agar bisa memberikan arahan secara medis.
"Cara yang paling gampang adalah konsultasi ke dokter terdekat dan sudah kita pastikan dokter tersebut terkonfirm dan bisa memberikan judgement secara medis dan enggak perlu panik," tandasnya. (*)
Reporter: Intan Afrida Rafni
Sumber: Disway.id
Tags :
Kategori :