Paser Sumbang 140 Ton Sampah Sehari

Jumat 12-11-2021,08:00 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

PASER, nomorsatukaltim.com - Luas wilayah Kabupaten Paser sekira 11.606 kilometer persegi, terdiri dari 10 kecamatan. Dengan jumlah penduduk 281.006 jiwa, banyak volume sampah yang dihasilkan, khususnya limbah rumah tangga. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser mencatat dalam sehari sebanyak 140 ton sampah setiap harinya. Kecamatan Tanah Grogot menjadi daerah penyumbang produksi sampah setiap harinya, yakni 36 ton dari jumlah penduduk 72.784 jiwa. "Kemudian diikuti Kecamatan Long Ikis dengan volume 20 ton per hari," kata Sekretaris DLH Kabupaten Paser, Harjana, Kamis (11/11/2021), dikutip dari Harian Disway Kaltim - Disway News Network (DNN). Baca juga: Pemkot Balikpapan Perlu Optimalkan ‘Pajak’ Sampah Diketahui, untuk wilayah di luar Kecamatan Tanah Grogot, Kuaro, Long Ikis dan Long Kali, setiap harinya sampah di distribusikan ke Tanah Grogot ke tempat pemrosesan akhir (TPA) di kilometer 7 Desa Janju. Terlepas dari volume sampah yang dihasilkan setiap harinya, kini jumlah tempat pembuangan sementara (TPS) sampah untuk di Kecamatan Tanah Grogot mulai berkurang. Dari sebelumnya 140 titik telah berkurang sekira 50 persen. Dikatakan Harjana, Hal ini pertanda baik, karena warga di lingkungan RT telah melaksanakan pengelolaan sampah berbasis swadaya masyarakat. Seperti TPS yang baru-baru dihancurkan di Jalan Padat Karya dihancurkan. "Biasanya TPS yang depan rumah. Namun lebih dulu diusulkan oleh warga melalui RT. Memenuhi prosedur, maka dihancurkan dan disaksikan warga," sebut Harjana. Keinginan warga yang menginginkan TPS dihancurkan, karena mengeluhkan aroma tak sedap. Ia menyebutkan, beberapa ruas protokol telah ditiadakan bak sampah permanen. Di antaranya Jalan Jenderal Sudirman, Anden Oko, serta Ahmad Yani. "Dalam waktu dekat ini menyasar TPS di Jalan Sultan Hasanuddin. Kemungkinan besar sudah tidak ada lagi nantinya," ungkapnya. Berkurangnya TPS di Tanah Grogot, tentunya sangat membantu petugas pengangkutan. Karena lebih mobile bergerak menyasar bak sampah di kecamatan lain. Lebih lanjut, pengelolaan sampah berbasis swadaya sangat membantu mengurangi keberadaan TPS. Diketahui daerah maju justru mengurangi TPS. Melainkan lebih memanfaatkan TPS reduce, reuse, recycle (3R). Dikarenakan membantu mengurangi sampah plastik yang terus menumpuk tiap harinya. Berbeda dengan sampah organik yang mudah dilebur. Jadi sampah yang dibuang, lebih dulu telah dipilah. "Jadi sampah yang dibuang ini betul-betul sudah tak dapat dimanfaatkan. Jika masih bisa diolah (daur ulang) dapat dibawa ke bank sampah," pungkas Harjana. ASA/ZUL

Tags :
Kategori :

Terkait