Selama ini urusan pendidikan, perhatian banyak orang lebih menyorot sekolah formal. Sementara sekolah non formal juga banyak dibutuhkan. Bahkan Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) Sangatta, terus menambah peserta didik.
KUTIM, nomorsatukaltim.com - Sekolah non formal ini menjadi solusi bagi warga Kutai Timur (Kutim) yang putus sekolah. Program ujian paket A, B dan C dapat dilaksanakan oleh SPNF Sangatta ini. Kini jumlah peserta didik tiap tahunnya terus bertambah.
“Grafiknya tiap tahun selalu meningkat. Dan yang paling diminati adalah ujian Paket C. Tahun lalu angkanya mencapai 350 orang,” ucap Achmad Junaidi, Kepala UPT SPNF Sangatta dikutip dari Harian Disway Kaltim - DIsway News Network (DNN).
Ia sangat yakin jika tak banyak warga Kutim yang paham soal SPNF ini. Terbukti dari kerja timnya yang turun langsung ke desa-desa. Dari langkah jemput bola ini, akhirnya peserta didik ujian paket terus bertambah.
Baca juga: Asta: Masih Banyak Ketimpangan di Sekolah“Jadi kami yang langsung datang ke wilayah desa. Ternyata banyak yang baru mengetahui soal sekolah non formal ini,” imbuhnya.
Junaidi menjelaskan, khusus untuk ujian Paket A ada program tambahan. Yaitu program aksara fungsional. Sekaligus menjadi langkah untuk memberantas buta huruf, alias tidak bisa baca tulis.
“Program ini terbagi dua, dasar dan lanjutan. Dasar itu untuk orang yang tidak bisa baca tulis sama sekali. Sedangkan yang lanjutan hanya bisa mengeja saja,” urainya.
Selain memiliki program ujian kesetaraan tersebut, SPNF juga membuka kelas keterampilan. Banyak program keterampilan yang dapat dibuka. Hal ini sekaligus menjadi pemicu para peserta didik untuk mengembangkan keahlian lainnya.
“Mulai dari kelas musik, memasak, teater hingga perikanan dan pertanian bisa kami ajarkan. Agar para peserta didik juga punya motivasi untuk memenuhi keahlian yang dipunya,” tuturnya.
Namun untuk program keterampilan ini akan mengarah pada pengembangan kewirausahaan. Rencana tersebut tampaknya akan berjalan mulai tahun depan. Mulai dari pelatihan membuat roti dan kue, pelatihan mengemas produk hingga langkah membangun brand akan dijalankan.
“Kemungkinan tahun depan akan berjalan. Arahnya mengembangkan kewirausahaan dan kemandirian,” tandasnya. (bct/zul)