Solar Masih Langka, Usul Tambah Kuota

Kamis 14-10-2021,15:49 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

KUTAI TIMUR, nomorsatukaltim.com – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar kini sedang melanda Kutai Timur (Kutim). Dampaknya antrean truk di tiap SPBU tak bisa terhindari. Sopir pun merasa dirugikan. Pemkab Kutim akan mengkaji dulu kondisi ini sebelum meminta tambahan kuota pasokan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim tak ingin salah langkah. Sebab untuk meminta tambahan kuota harus didasari oleh alasan yang kuat. Maka dari itu, perlu ada kajian terlebih dahulu. “Kami perlu alasan yang kuat. Didasari pula dengan kondisi aktual di lapangan. Baru kami bisa meminta tambahan kuota pasokan BBM,” ucap M Zaini, Kepala Disperindag Kutim kepada Disway Kaltim. Selama ini, Kutim menerima pasokan BBM sebanyak 494 kilo liter tiap tahunnya. Angka itu terbagi rata untuk semua jenis BBM. Ditambah ada 5 persen tambahan sebagai bentuk antisipasi. “Tak bisa disebut terbatas juga. Tapi memang angkanya segitu yang diberikan untuk Kutim,” ungkapnya. Tapi kelangkaan solar yang terjadi beberapa bulan ini tentu ada penyebabnya. Oleh karena itu, ia akan lebih dulu melakukan kajian terhadap kondisi ini. Setelah itu baru dapat bersurat ke Pemprov Kaltim. “Dari Pemprov nantinya yang akan mengajukan usulan penambahan pasokan BBM yang diperlukan Kutim,” tuturnya. Ia memang tak bisa memastikan kapan proses kajian itu tuntas. Namun Zaini akan berupaya secepatnya mengajukan penambahan kuota BBM tersebut. Apalagi perlu data yang akurat mengenai rencana tersebut. “Pengumpulan data, jumlah kendaraan dan memastikan penyebab kelangkaan harus dikaji dulu,” imbuhnya. Sebelumnya, perwakilan Persatuan Material dan Truk Sangatta (Permata), Anas angkat suara. Mereka menilai kelangkaan solar ini sudah banyak membuat rugi para sopir. Ada dugaan jika banyak SPBU yang juga melayani para pengetap. Walaupun hal ini masih sulit dibuktikan. “Kami kerap kehabisan solar, padahal sudah mengantre panjang. Sepertinya yang buat habis adalah pengetap. Kami sebenarnya hanya ingin para sopir dapat kebagian solar,” kata Anas. Mengenai masalah itu Zaini menilai, tidak ada pengurangan kuota dari Pertamina. Jatah BBM masih sesuai kebutuhan di Kutim. Saat ini kuncinya ada di SPBU dalam menjual BBM jangan sampai terlalu berlebihan. “Tapi dari kejadian ini, saya tidak ingin mengeluarkan spekulasi apakah terjadi penimbunan atau ada penjualan BBM yang tidak wajar. Makanya perlu ada kajian terlebih dahulu,” tandasnya. (bct/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait