Hilang Penglihatan di Hari Tua, Mama Gado Ingin BPJS-Kes Anaknya Gratis

Sabtu 02-10-2021,12:55 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Mama Gado, seperti puluhan ribu masyarakat Balikpapan lainnya. Turut antusias menyambut program iuran BPJS Kesehatan gratis. Sayangnya, ia tak bisa mengurus administrasi untuk mendaftarkan keluarganya. Kebutaan yang dia dapatkan di usia senja, menjadi penyebabnya.

Mama Gado, begitu wanita itu disapa. Tak pernah menyangka akan menghabiskan hari tuanya tanpa kemampuan melihat. Semua bermula dari sakit kepala yang tak dianggapnya serius. Padahal rentetan nyeri di kepalanya itu adalah Hipertensi.

Penyakit tekanan darah tinggi atau Hipertensi merupakan salah satu jenis penyakit silent killer. Tapi selain mematikan, penyakit ini juga bisa menyerang indera mata, atau bahasa kedokterannya disebut Retinopati Hipertensi.

Seperti yang kini dialami Mama Gado, warga RT 23, Baru Ulu, Balikpapan Barat. Wanita berusia kepala 6 itu, sudah tidak mampu lagi olahraga jalan pagi keliling kampung, seperti yang biasanya dia lakukan.

Ia praktis berhenti olahraga pagi, setelah kemampuan penglihatannya berkurang, atau bisa dibilang sudah tidak bisa melihat lagi.

"Iya, Nak. Mata Mama sudah endak seperti biasa. Gara-gara itu, pang. Sering sakit kepala. Tekanan," ujarnya, ditemui di kediamannya, Jalan Sultan Hasanuddin, RT 26, No 4, Baru Ulu, Balikpapan Barat, Jumat (1/10/2021).

Saat awak nomorsatukaltim.com – Disway News Network (DNN) mengunjungi rumahnya. Mama Gado hanya bisa berbaring dan duduk di tempat tidurnya, di ruang tamunya yang sederhana. Sementara yang mengurusi seluruh kebutuhannya, dan yang membantunya ke kamar kecil adalah anaknya, Indah.

"Kalau Anak tahu apa obat tekanan, coba pang dicarikan. Kan Anak sering jalan ketemu orang," katanya.

Mama Gado mengaku sudah tidak ke Puskesmas atau rumah sakit lagi selama setengah tahun ini. Lantaran usianya yang senja membuat seluruh sendi-sendinya melemah. Sehingga kesulitan untuk sekadar ikut antre mendapat obat penghilang nyeri. Meskipun, ia menyebut biaya pengobatannya ditanggung negara setelah menerima bantuan Kartu Indonesia Sehat (KIS). "Kalau kartu itu ada, tapi kalau bisa dibantu anakku yang belum punya," katanya.

Dia bercerita sebelum mengidap sakit di kedua matanya, Mama Gado sering mengeluhkan sakit kepala yang luar biasa. Sakit kepala itu kian sering muncul setelah makan-makanan dengan rasa asin yang kuat, yang bisa meningkatkan tekanan darahnya.

Hipertensi bisa memicu penebalan pembuluh darah di sekitar retina. Seperti kebanyakan pengidap Retinopati Hipertensi, Mama Gado juga tidak mengalami gejala-gejala lain selain sakit kepala, sehingga sulit untuk mendeteksi munculnya kebutaan.

"Awalnya ya sakit kepala terus. Tiba-tiba aku sudah susah melihat," urainya.

Mama Gado mengaku sudah tidak mengandalkan pengobatan dokter lagi karena keterbatasan gerak. Sehingga berharap dari pengobatan herbal atau terapi saja.

Mama Gado tinggal di rumahnya yang sederhana, dihuni setidaknya empat kepala keluarga. Bersama ketiga anaknya yang juga sudah berkeluarga. Rata-rata anaknya bekerja, tapi tidak jelas apakah sudah mendapat jaminan kesehatan dari perusahaan tempat mereka bekerja atau tidak. 

Adapun cucunya yang bernama Vano, usia 13 tahun yang kini sekolah di SMP PGRI 7 Balikpapan, disebutnya telah mendapat akses kesehatan gratis dari pemerintah. Hanya saja, anggota keluarga yang lain masih belum terdaftar sebagai penerima bantuan.

Tags :
Kategori :

Terkait