Virus Flu Babi Afrika Diduga Masuk Kubar, 50 Ternak Mati Mendadak

Jumat 17-09-2021,09:00 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

KUBAR, nomorsatukaltim.com - Sekitar 50 ekor babi ternak milik warga di Kampung Dempar dan Sembuan Kecamatan Nyuatan ditemukan mati mendadak. Diduga akibat terjangkit virus African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi Afrika. Berdasarkan laporan yang masuk Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Kutai Barat (Kubar), peristiwa serupa juga terjadi di Kampung Sakaq Lotoq, Kecamatan Mook Manaar Bulatn, dan akan dilakukan pengecekan langsung ke lapangan. Kepala Dinas Pertanian Kutai Barat, Petrus melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sapriansyah mengakui hal tersebut. Baca juga: Virus Flu Babi Diduga Masuk Mahulu, 78 Ternak Mati Mendadak Dalam kasus matinya kematian ternak warga tersebut, pihak Distan Kubar mengaku sudah bertindak dengan langsung ke lapangan. “Di Kecamatan Nyuatan, sudah diambil sampel darah dan organ dalam ternak babi yang mati, untuk diuji laboratorium,” ujar Sapriansyah saat dikonfirmasi nomorsatukaltim.com-Disway News Network (DNN). “Kita masih menanti hasil lab di Samarinda. Sedangkan organ-organ lainnya kita kirim ke Banjar Baru, Kalsel, untuk pengujiannya. Memerlukan waktu hingga 3 sampai 4 minggu hasilnya keluar. Setelah itu baru ketahuan penyebab kematian babi secara mendadak ini,” bebernya. Di samping itu, ia berkelakar, muncul dugaan kematian babi secara mendadak tersebut mengarah terhadap virus ASF atau Flu Babi Afrika. Baca juga: Berpotensi Tersebar di Dunia, Virus Flu Babi yang Baru Infeksi 4,4 Persen Warga China Kendati begitu, kata dia, dugaan itu karena kondisi yang sama terjadi di sejumlah daerah lainnya di Kaltim, seperti Berau, Kutai Timur dan Mahakam Ulu. Jika benar penyebab kematian babi ternak ini karena Flu Babi Afrika, maka penularannya hanya dari babi ke babi atau tidak menjangkiti hewan lain, termasuk manusia. “Sementara kalau ke hewan lain tidak ada, demikian juga kepada manusia, itu tidak ada. Tidak menular kepada manusia, tapi kita masak harus 200 derajat celcius, menguap benar untuk menjaga kesehatan kita juga,” kata Sapriansyah. Ia pun memberikan tips melihat  gejala awal babi ternak terjangkit flu babi afrika ini. “Jadi pada saat kita kasih makan, dan dia tidak mau makan, ah itu sudah indikasi, pak, harus waspada,” ungkapnya. Maka dari itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tidak memberi limbah babi hutan, seperti tulang atau lainnya yang dibeli di pinggir jalan kepada ternak babi. Guna mengantisipasi terjadinya penularan yang bisa menyebabkan kematian. (luk/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait