Ronaldo Balik ke MU karena Fergie Time

Senin 30-08-2021,19:50 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Diceritakan berbagai media, Ronaldo awalnya sempat menolak dengan proyeksi Mendes untuknya ke Manchester City. Ia dan Manchester United adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Di klub itu lah, Ronaldo bertransformasi menjadi monster. Bukan karena bakat alaminya semata. Tapi karena semua orang di sana menempa dirinya, dari seorang yang cengeng dan kerap jadi ‘lumba-lumba’ kalau gocekannya gagal. Kehebatannya dibentuk, bukan kebetulan.

Tapi Mendes akhirnya mampu meyakinkan Ronaldo. United memang rumahnya, tapi di sana, ambisi Ronaldo bisa saja tak terwujud. Usianya sudah 36 tahun, uzur. Ronaldo harus mengambil sikap profesional untuk terus melaju. Paling tidak menjaga rekor pribadinya dari kejaran Lionel Messi. Pada akhirnya Ronaldo sepakat.

Kesepakatan personal sudah tercapai. Tinggal hitung-hitungan mahar antara City dan Juventus. Manajemen City berharap bisa memberi penawaran pertamanya pada sore hari. Tapi sedari pagi hingga siang hari, ledakan reaksi dari fans Manchester United, beserta para legenda mereka. Membuat banyak hal berubah.

Legenda-legenda besar, sebut saja Rooney, Ferdinand, Evra, Neville, Berbatov, dan lainnya. Mengecam sikap mantan koleganya kalau benar ingin menjadi pengkhianat. Komentar Rooney menjadi yang paling menohok. Ia menyebut jika Schmeichel dan Cole memang pernah pindah ke City. Tapi Ronaldo punya level yang berbeda.

Mulai pukul 15.30 waktu setempat, arah angin berubah. Mendes membuat City marah karena lebih dekat ke United. Singkat cerita, 1 jam berselang, Ronaldo resmi menjadi milik Manchester United. Satu jam paling gila untuk fans Manchester United. 1 jam yang merubah kesedihan paling dalam, menjadi harapan kecil, dan berakhir haru penuh kelugaan.

*

Setelah semuanya beres, baru diketahui jika sosok yang paling berperan atas kembalinya Ronaldo ke United tak lain adalah sosok sang ‘ayah’, Sir Alex Ferguson.

Sebenarnya sudah bisa ditebak apabila Ferguson akan keberatan atas kepindahan Ronaldo ke City. Sebabnya ada dua. Satu, Ronaldo adalah pemain yang bakatnya ia temukan, ia asah, dan ia jadikan pemain besar. Ronaldo sudah seperti anak di mata Alex Ferguson.

Pada 2016 lalu, ketika Portugal menjadi juara Piala Eropa. Ferguson tertangkap kamera menanti Ronaldo di tribun dekat pemain Portugal kembali ke lapangan usai dikalungkan medali emas. Mimik Ferguson resah, penuh harap. Seperti seorang fans yang berharap akan dihampiri idolanya ketika lewat. Atau seperti sang ayah yang menanti anaknya memeluknya usai mendapatkan prestasi besar.

Setelah sang kapten Portugal turun, ia langsung menghamburkan pelukan pada Ferguson. Perangkat pertandingan tampak diam saja. Membiarkan momen haru itu berlangsung. Keindahan hubungan itu sukses membuat puluhan juta penonton menangis. Belum pernah ada hubungan emosional antara pemain dan pelatih yang seperti itu sebelumnya.

Alasan kedua, karena Manchester City adalah klub kedua yang dibenci Ferguson setelah Liverpool. Di masa aktif sebagai pelatih, ia menjuluki City sebagai tetangga berisik. Ketika pensiun, ia masih menjaga tradisi lamanya, bahwa ketika hadir di bench atau tribun stadion City, Fergie akan menutup logo sang rival langsung di kursinya.

Atas dasar itu, Fergie yang sudah tua renta terpaksa memainkan Fergie Time sekali lagi. Di waktu yang rasanya sudah tidak mungkin mengubah haluan Ronaldo. Sementara United sedang tidak menginginkan Ronaldo kembali berdasarkan aspek sepak bola. Fergie tahu ia hanya punya waktu tak kurang dari 6 jam.

Pertama, ia menelepon langsung Ronaldo. Entah apa yang keduanya bicarakan. Namun bisa ditebak itu menjadi pembicaraan yang sarat emosi. Kedua, Fergie menelepon Mendes. Memintanya untuk menunda negoisasi dengan City dan membuka pembicaraan dengan United.

Ketiga, Fergie menelepon Chief Executive United, Ed Woodward. Bahwa MU tak boleh membiarkan Ronaldo menuju City tanpa membuat penawaran. Ya, Fergie meminta manajemen mengajukan penawaran pembelian ke Juventus saat itu juga.

Ed sepakat, dan berhasil meyakinkan pemilik klub, keluarga Glazer. Secepatnya, klub menghubungi Mendes dan perwakilan Juventus. Sementara Ole Gunnar Solksjaer diberi tugas menenangkan situasi di luar. Di mana fans begitu mendesak klub untuk membeli Ronaldo. Ole berhadapan dengan media. Dan memanaskan spekulasi dengan komentar yang; kayanya MU mau beli Ronaldo, deh. Tapi diucapkan dengan samar-samar. Minimal fans MU tenang, serta media tidak mengganggu urusan negoisasi antara MU dan Juve. Pengalihan fokus.

Tak sampai hari berganti. Sore itu juga, United meresmikan kepindahan Ronaldo. Dua jam lebih cepat dari prediksi media. Jumat sore waktu Manchester, atau tengah malam (beda 9 jam) di Indonesia. Ronaldo disambut dengan suka cita oleh publik Manchester United.

Tags :
Kategori :

Terkait