Vaksinasi COVID-19 di Kaltim: “Kami Selesaikan Secara Adat”
Rabu 11-08-2021,11:41 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono
Percepatan vaksinasi di Kaltim menjadi jawaban gubernur atas sorotan Presiden Jokowi terkait tingginya penambahan kasus baru COVID-19. Sampai pekan ini, tingkat vaksinasi di Kaltim baru mencapai 20%.
Nomorsatukaltim.com - Merespon sorotan nasional atas tingginya kasus COVID-19 di Kaltim, Gubernur Isran Noor menyampaikan salah satu upaya untuk mengatasi, ialah dengan vaksinasi. Sampai saat ini, ujar gubernur, realisasi vaksinasi masih jauh dari target sasaran vaksin.
Karenanya, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 itu meminta pemerintah pusat segera memenuhi kecukupan vaksin bagi Benua Etam.
"Saya agak malu-malu juga ini. Kenapa, karena penduduk Kaltim itu sedikit, akibatnya diberi vaksin juga sedikit. Padahal prevalensinya nomor dua setelah DKI," kata gubernur kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat kick off meeting Audit Stock Opname Vaksin COVID-19 secara virtual, Senin, 9 Agustus 2021.
Pada kegiatan yang dipimpin Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan dihadiri Mendagri Tito Karnavian dan Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh, Isran menyebutkan realisasi vaksinasi Kaltim dibawah 20 persen.
"Jadi saya mohon, saya tidak bicara soal sistem, aplikasi dan pelaporan. Ya kalau ada, ya ditambah-tambah lah, dibanyak-banyaki sedikit vaksinnya," pinta mantan Bupati Kutai Timur ini, seperti dikutip dalam siaran resmi Pemprov Kaltim.
Menurut dia, seberapa pun vaksin yang didatangkan oleh pusat, maka langsung didistribusikan dan selanjutnya disuntikkan.
"Kami apa pun yang datang ke sini vaksinnya, bagaimana pun caranya, akan kami selesaikan secara adat," ujar mantan Ketua APKASI ini melalui pernyataan resmi.
Secara kumulatif cakupan vaksinasi dosis pertama 18,37 persen atau 527.995 orang, sedangkan vaksinasi dosis kedua 11,97 persen atau 344.079 orang, dari target sasaran vaksinasi 2.874.401 orang (2,8 juta orang),
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan secara nasional dilaporkan jumlah atau realisasi vaksinasi yang diterima laporannya oleh pusat kisaran 26 hingga 28 persen. "Tapi kalau Kaltim sudah dekat-dekat 20 persen, berarti sudah mendekati rata-rata nasional," ungkap Menkes.
Ditambahkannya, daerah yang tinggi prevalensinya, seperti Kaltim akan diprioritaskan di luar Jawa dan Bali. "Insyaallah Pak Gubernur, Agustus vaksin masuk dan Kaltim sudah prioritas kita. Sama seperti ISO Tank berisi oksigen," jelasnya.
Pada Rapat Terbatas Evaluasi Perkembangan dan Tindak Lanjut PPKM Level 4 di Istana Kepresidenan Bogor baru-baru ini, Presiden Joko Widodo menyebut tingkat penambahan kasus baru COVID-19 sudah beralih dari pulau Jawa-Bali. Penambahan kasus yang sangat menonjol terjadi di lima daerah. Sehingga seluruh jajaran harus merespons cepat untuk mengendalikan kasus.
"Saya melihat ini angka-angka, hati-hati, ini yang 5 provinsi yang tinggi-tinggi," ujar Presiden, Minggu (8/8). Kelima daerah yang dimaksud ialah Kalimantan Timur dengan total kasus aktif 132,279 (3.6%), Sumatera Utara 72,887 (2.0%) kasus aktif, Papua 28,933 (0.8%) kasus aktif, Sumatera Barat 78,450 (2.1%) kasus aktif, dan Riau 108,586 (2.9%) kasus aktif. Jumlah itu merupakan akumulasi data yang dilansir Kemenkes pada Selasa (10/8).
"Hati-hati hari Jumat kemarin, hari Jumat, Sumatera Utara naik menjadi 22.892 kasus, naik. Riau naik menjadi 14.993, naik, Sumatera Barat naik menjadi 14.712, ini juga naik. Yang turun saya lihat di dua hari kemarin Kalimantan Timur dan Papua. Tapi hati-hati ini selalu naik dan turun," jelas presiden.
Jokowi menekankan, ada tiga hal penting yang harus dilakukan untuk menekan penyebaran kasus ini. Pertama memperketat mobilitas masyarakat setidaknya selama dua pekan. Kedua, mempercepat dan memaksimalkan tracing dan testing pada orang yang terpapar virus agar tidak menyebarkan lebih luas.
Ketiga, menyiapkan tempat isolasi terpusat di daerah masing-masing agar bisa segera membawa pasien yang terpapar virus untuk dirawat. "Sekali lagi saya ulang, mobilitas indeks yang harus diturunkan. Kedua, testing tracing respon cepat dan tiga isolasi terpusat. Ini pengalaman di provinsi-provinsi yang ada di Jawa yang bisa turun. Tiga hal ini dilakukan," tegas Jokowi.
Dalam wawancara yang disiarkan CNN Indonesia, Gubernur Isran Noor merespon pertanyaan presenter soal penyebab kenaikan kasus COVID-19 yang luar biasa. “Nah itu saya ndak tahu jawabannya. Yang pasti Kalimantan Timur itu dinamika kenaikanya luar biasa. Prevalensinya nomer dua setelah DKI,” ujarnya.
Untuk menekan penyebaran kasus, Kaltim, imbuh gubernur, sudah melakukan upaya sesuai dengan perintah dan protokol kesehatan yang sudah disepakati. “Sudah laksanakan PPKM Level 4 di seluruh wilayah Kaltim kecuali Kabupaten Paser dan Mahakam ulu,” imbuh Isran Noor dalam pernyataan resmi.
Menurut Isran Noor, kejadian ini sudah dievaluasi dengan bekerja sama intens dengan pihak terkait. “Dengan Pangdam, Kapolda, Forkopimda, bagaimana mengatasi, menjaga dan menerapkan PPKM Level 4,” katanya, seperti dilansir nomorsatukaltim.com.
Hasil evaluasinya, pemerintah menigkatkan upaya testing, tracing dan treatment. “Sudah dilakukan 3 T, (tapi) kenapa tidak (turun?). (saya) tidak mengerti kejadian itu.”
“Memang ada contoh satu dua tidak mau lapor, diam-diam, kemungkinan seperti itu. Apalagi di bulan Juli kondisi RS sudah penuh. Mungkin penuh itu karena terjadi lokal transmission.”
Salah satu tantangan pemerintah daerah, kata Isran Noor, karena daerah ini banyak kedatangan para pekerja dari luar pulau. Mereka bekerja di sektor pertambangan, kelapa sawit, minyak dan sebagainya. “Banyak orang dari luar (Kalimantan) yang bekerja. Meski sudah dilakukan pengetatan di pelabuhan dan bandara,” jelasnya.
"Jujur saja, lonjakan tidak kami prediksi. Karena, hingga saat ini masyarakat patuh dan taat menjalankan Protokol Kesehatan. Bahkan, Satgas COVID-19 Nasional yang menyebutkan dan menyatakan itu," kata Isran Noor.
Bukan hanya itu, kepatuhan masyarakat Kaltim untuk Prokes sudah baik secara nasional dibuktikan mendapatkan warna hijau atau di atas 90 persen.
Isran menegaskan, usaha sudah dilakukan. Termasuk bekerjasama Kodam IV Mulawarman dan Polda Kaltim juga telah bangun. Salah satunya serbuan vaksinasi massal.
Tracing, testing dan treatment pun juga terus dilakukan. Sedangkan, terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi, juga disebabkan adanya tenaga kerja dari luar Provinsi Kaltim yang telah ditracing ternyata banyak positif Covid-19.
"Jadi, bukan karena masyarakat tidak patuh. Masyarakat Kaltim sangat patuh," tegas Isran.
Sementara, untuk pusat isolasi (isolasi terpusat/Isoter) juga telah disiapkan. Contohnya di Kantor BPSDM Kaltim. Meski begitu, karena beberapa bulan lalu banyak rumah sakit penuh. Maka, banyak masyarakat melakukan isolasi mandiri di rumah.
Selanjutnya, Pemprov berupaya melaksanakan perintah pusat seperti PPKM Level 4, maka hanya Pemerintah Pusat yang mengetahui. *DAS/PRO/YOS
Tags :
Kategori :