Pembangunan Terminal Tipe C di PPU Mulai Dikaji

Jumat 23-07-2021,07:00 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

Aksesibilitas antar-wilayah Benuo Taka menjadi kunci pemerataan kesejahteraan masyarakat. Maka itu infrastrukturnya harus segera dibangun. Terminal.

nomorsatukaltim.com - Wacana untuk membangun terminal baru di Penajam Paser Utara (PPU) terus bergulir. Terakhir, Dinas Perhubungan (Dishub) telah menyiapkan susunan anggaran tahun 2021. Tahap awal ini, untuk perencanaan pembangunan. Berbagai aspek akan dikaji. Termasuk dokumen Pra Studi Kelayakan atau feasibility study (Pra FS). "Anggaran yang disiapkan Rp 320 juta. Selain itu juga dengan Amdalnya atau analisis mengenai dampak lingkungan, juga disiapkan dan anggarannya Rp 300 juta. Jadi total ada Rp 620 juta disiapkan," kata Kepala Dishub PPU, Ahmad belum lama ini. Sementara terkait pembangunan fisik terminal tipe C tersebut, akan dilakukan pada 2023 mendatang. Adapun untuk lokasinya, telah ditentukan berada di sekitar Pasar Induk Penajam, Jalan Provinsi Kilometer 4, Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam. Ahmad belum bisa menyebutkan kebutuhan anggaran secara menyeluruh. Hal itu menurutnya baru bisa diketahui setelah dokumen perencanaan selesai. "Jika perencanaan pembangunan terminal tipe C sudah tuntas, di situ baru bisa dipastikan besaran anggaran pembangunannya," ucapnya. PPU sendiri bukan tak memiliki terminal. Ada satu terminal bertipe B di PPU. Letaknya di Kilometer 1, Penajam. Kewenangannya ada di bawah Dishub Kaltim. Namun, terminal ini lebih konsen dalam melayani angkutan kota dalam provinsi (AKDP) saja. Adapun lokasinya, dianggap kurang mencakup keseluruhannya wilayah PPU. Ahmad menyebut, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 132 Tahun 2015, tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang, memang berlaku kemudian. "Jadi untuk terminal yang ada sekarang dikarenakan posisinya berada di dekat jalan negara atau provinsi, maka wewenangnya berada di Dishub Provinsi. Jadi apakah tetap buka atau tidak, itu menjadi wewenangnya Dishub Provinsi," urainya. Kebutuhan soal terminal ini telah lama dilontarkan. Alasannya karena dianggapnya menjadi infrastruktur dasar masyarakat. Mempermudah mobilisasi hasil pertanian masyarakat antar-desa. Namun begitu, program ini belum masuk dalam skala prioritas pembangunan daerah. Ahmad menyebut, alasannya karena masih menunggu dokumen perencanaan selesai disusun. Lokasi di dekat pasar juga dengan alasan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Terintegrasi dengan Pasar Induk Penajam. Yaitu memudahkan warga masyarakat luar kecamatan yang ingin mengakses daerah pasar. Sekali jalan. Lahan di sekitar pasar tadi juga merupakan milik pemerintah. Jadi, kebutuhan anggaran untuk lokasi bisa ditekan. Tak perlu pembebasan lahan. "Persiapan pembangunan terminal ini untuk kebutuhan angkutan antara desa. Jadi dengan adanya terminal bisa menunjang kebutuhan akan moda transportasi dari masyarakat yang ada di Kabupaten kita," jelasnya. Lebih lanjut, pembangunan satu terminal ini merupakan bagian kecil dari agenda besar yang tengah dirancang. Terminal tipe C ini, beber Ahmad, nantinya akan dibangun di masing-masing kecamatan yang ada. Setelah di Penajam, lanjut ke Sepaku, Babulu dan Waru.

Komisi III Dukung Penuh

Anggota Komisi III DPRD PPU, Zainal Arifin mendorong rencana itu bisa terealisasi. Hal ini, ujarnya, termasuk dalam rangkaian upaya mempersiapkan diri menyambut Ibu Kota Negara (IKN). Khususnya dalam sarana dan prasarana  transportasi umum. "Saya setuju juga, karena selama ini ada terminal satu Penajam langsung ke Waru tapi ke sana-sananya (wilayah kecamatan lain di luar Penajam dan Waru, Red.) tidak ada angkutan lagi. Apalagi terminal. Ya memang seharusnya demikian," sebutnya. Maka dari itu, hal ini merupakan solusi. Adanya beberapa terminal angkutan desa (andes) atau angkutan kota (angkot) yang menghubungkan tiap kecamatan yang ada. Politik Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga mengungkapkan, sebelumnya telah mengusulkan adanya rekayasa lalu lintas di Benuo Taka. Untuk menentukan trayek angkutan dalam daerah. Khususnya untuk rute baru yang bisa menghidupi pasar-pasar yang ada. Hal ini tak luput dari banyaknya aspirasi yang masuk dari masyarakat. Baik itu para sopir, maupun para pedagang yang kerap mengeluhkan sepi pembeli. "Agar pedagang di pasar juga ada imbasnya. Kemudian juga angkot yang dari terminal ke pelabuhan saling berbagi. Paling tidak, keluhan pedagang karena tidak laku bisa ada solusi," ungkapnya. Soal penghubung tadi, Zainal juga menuturkan pentingnya pusat angkutan berada di perbatasan antara PPU-Paser dan PPU-Kukar. Dalam hal ini, yang dimaksud ialah Kecamatan Babulu dan Sepaku. Karena untuk dua trayek tersebut, warga PPU sangat kesulitan mengaksesnya. "Toh memang selama ini terminal yang dari Penajam hanya sampai Waru, tidak ada yang sampai Babulu, hanya sampai daerah dekat perbatasan Long Kali (Paser) sana kalau perlu wajib ada. Selama ini juga akses ke Sepaku yang masih kurang. Adanya bukan dari terminal ke terminal, tetapi dari Simpang Silkar saja. Trayek yang untuk ke rumah sakit juga perlu dipikirkan lagi. Karena selama ini mereka (masyarakat Sepaku) harus berputar (melintasi Kota Balikpapan) untuk ke Penajam," pungkasnya. (rsy/zul)
Tags :
Kategori :

Terkait