Larangan Mudik Untungkan Jakarta, Perputaran Uang Diprediksi Capai Rp 1,25 T

Sabtu 08-05-2021,21:45 WIB
Reporter : Devi Alamsyah
Editor : Devi Alamsyah

Jakarta, Nomorsatukaltim.com – Larangan mudik diprediksi akan memberikan keuntungan bagi perekonomian DKI Jakarta dan sekitarnya. Hal itu disampaikan Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta Sarman Simanjorang.

Penilaian ini berdasar pada kondisi ekonomi yang mulai membaik. Kemudian, kata Sarman, adanya peningkatan jumlah perusahaan yang memiliki kemampuan membayar tunjangan hari raya (THR) untuk ASN, TNI-Polri dan pensiunan. Kondisi tersebut membuat daya beli masyarakat meningkat.

"Biasanya uang ini akan mengalir ke daerah tujuan mudik, namun karena larangan mudik yang sangat ketat maka uang tersebut berpotensi akan beredar di Jakarta dan sekitarnya," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Sarman mengatakan, warga Jakarta yang tidak pulang kampung akan ramai mengunjungi mal, hotel, restoran, kafe, pusat hiburan/wisata seperti Ancol, TMII, KB Ragunan, Monas, Kota Tua dan Kepulauan Seribu dan kawasan lain sekitar Bodetabek. Hal itu akan mendorong transaksi ekonomi yang signifikan yang akan menggairahkan perekonomian Jakarta dan sekitarnya.

Setiap tahun, kata dia, biasanya ada sekitar tujuh juta orang atau setara 2,5 juta keluarga yang melakukan mudik ke kampung halaman mereka. Sehingga ada aliran uang ke daerah yang mencapai Rp 10 triliun.

Tahun ini, kemungkinan hanya akan ada kiriman uang Lebaran ke luar daerah. Untuk mengisi liburan Idulfitri warga Jabodetabek akan mengunjungi berbagai tempat santai bersama keluarga. Diperkirakan akan terjadi perputaran uang sebesar Rp 1,25 triliun dengan asumsi per keluarga membelanjakan paling sedikit Rp 500 ribu selama liburan Idulfitri 1442 H.

"Ini perkiraan perputaran uang paling rendah dan ada kemungkinan di atas itu," katanya.

Perputaran tersebut akan meningkatkan konsumsi rumah tangga dan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dan nasional.

Data Bank Indonesia menyebutkan peredaran uang dalam bentuk tunai selama masa Idulfitri 1442 di seluruh Indonesia, diperkirakan sebesar Rp 152,14 triliun. Angka ini meningkat sebesar 39,33 persen (yoy) dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 109,20 triliun.

Jika perputaran uang ini terealisasi selama masa Idulfitri, maka akan sangat efektif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II-2021 yang dipatok diangka 7 persen. Naik signifikan dari kuartal I-2021 yang masih minus 0,74 persen.

Namun, Sarman yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta itu berharap pemerintah dapat mempersiapkan satgas atau petugas keamanan untuk melakukan sosialisasi, pengawasan dan pemberian sanksi bagi pengunjung yang tidak disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Terutama di tempat-tempat yang berpotensi bakal ramai dikunjungi, seperti mal dan pusat wisata. Hal itu perlu dilakukan guna mengantisipasi penyebaran COVID -19 selama musim liburan Idulfitri 2021 di DKI Jakarta dan sekitarnya.

"Kita harus pastikan bahwa paska libur Idulfitri tidak terjadi lonjakan penyebaran COVID-19 yang nantinya akan dapat mengganggu berbagai aktivitas bisnis dan perekonomian," pungkas Sarman. (ant/dah)

Sumber: Antaranews

Tags :
Kategori :

Terkait