Penyebab, Gejala, dan Pencegahan Penyakit Malaria

Senin 26-04-2021,11:10 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

SABAN 25 April diperingati sebagai Hari Malaria. Malaria adalah sebuah penyakit serius yang ditularkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit. Penyakit ini bisa jadi fatal jika tak diobati segera. Bahkan bisa meregang nyawa.

Malaria juga jadi salah satu penyakit endemik di Indonesia. Beberapa wilayah di Indonesia tercatat memiliki tren kasus malaria yang tinggi. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada 2020 mencatat adanya penurunan angka kasus malaria dalam kurun waktu satu dekade: 2010-2020. Berdasarkan Annual Parasite Incidence (API) atau jumlah penderita malaria per seribu penduduk pada sebuah populasi cenderung menunjukkan penurunan sejak 2010 di angka 1,96 (465.764 kasus), tahun 2015 API 0,85 (217.025 kasus), dan tahun 2020 API 0,87 (235.780 kasus). Kendati ada penurunan, kasus malaria di wilayah timur Indonesia seperti Papua, Papua Barat, Maluku, dan NTT masih terbilang tinggi. Direktur P2PTVZ Kemenkes Didik Budijanto mengakui adanya beberapa hambatan di lapangan dalam mengatasi kasus malaria di wilayah timur Indonesia. Seperti tata laksana kasus yang terlambat dan distribusi, edukasi, ke masyarakat. “Juga distribusi kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk yang terhambat. Edukasi kepada masyarakat juga penting. Namun, karena pandemi COVID-19, ada sedikit kesulitan,” kata Didik dalam diskusi daring, Jumat (23/4). Karena bisa mengancam nyawa, sebaiknya Anda tidak menganggap ringan penyakit endemik satu ini. CARA PENULARAN Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi parasit Plasmodium falciparum, P. vivax, P. ovale, dan P. malariae. Hanya nyamuk Anopheles infektif yang dapat menularkan malaria. Menurut Centers for Disease Control dan Prevention (CDC), nyamuk yang infektif memiliki air liur yang mengandung parasit malaria mikroskopis. Nyamuk yang terinfeksi parasit ini bisa menularkan malaria lewat gigitan pada manusia. Air liur nyamuk yang mengandung parasit ini akan masuk melalui darah dan menginfeksi. Malaria juga dapat ditularkan melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi, transplantasi organ, atau penggunaan jarum suntik bersama yang sudah terkontaminasi. Selain itu, malaria juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayi dalam kandungan atau saat persalinan. “Malaria tidak ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita. Tidak seperti pilek atau batuk flu,” kata Didik. FAKTOR RISIKO Malaria biasanya banyak ditemukan di wilayah dengan iklim tropis. Siapa pun yang tinggal di iklim tropis bisa terinfeksi malaria. Terutama jika tidak menjaga kebersihan lingkungan dari sarang nyamuk. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Messerassi B.V Ataupah, kasus malaria biasanya lebih banyak ditemukan setelah musim penghujan dan peralihan ke musim kemarau. Nyamuk bisa berkembang biak selama musim hujan karena banyak genangan air yang menjadi tempat favorit nyamuk. Menjelang musim panas, nyamuk mulai keluar sarang dan hidup berdampingan dengan manusia. “Meski saya enggak bisa bilang malaria dipengaruhi iklim, tapi faktanya di NTT, setelah musim penghujan dan peralihan ke musim panas (kemarau), ketika ada matahari, kasus malaria meningkat,” ucap Messerassi. Selain kemungkinan dipengaruhi iklim, orang dengan kekebalan tubuh yang rendah juga mudah terpapar dan lebih berisiko meninggal karena malaria. Infeksi parasit P. falciparum pada nyamuk juga meningkatkan risiko kematian malaria lebih tinggi daripada infeksi parasit lainnya. Lalu, apa saja gejala malaria? Didik mengatakan, gejala malaria mirip dengan gejala COVID-19. Beberapa gejala yang umum muncul di antaranya demam tinggi, menggigil, sakit kepala, terkadang disertai flu, nyeri sendi, dan mudah lelah. Pada tahap yang lebih ekstrem, malaria juga bisa memicu mual, muntah, diare, hingga anemia. “Itu sebabnya kita memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan malaria,” ucap Didik. CDC mengatakan, gejala malaria dimulai dari 10 hari hingga 4 minggu setelah terinfeksi. Pada infeksi parasit P. vivax dan P. ovale, malaria dapat muncul kembali karena parasit bisa tetap berdiam diri dalam keadaan tidak aktif. Bahkan setelah 4 tahun. Parasit bisa aktif kembali dan keluar dari hati menginfeksi sel darah merah dan kembali menyebabkan malaria. Maka dari itu, pengobatan malaria dengan intervensi obat-obat medis harus diberikan sesegera mungkin agar parasit segera mati dan terbebas dari malaria. PENGOBATAN MALARIA Dokter biasanya akan melakukan tes mikroskopis dengan menggunakan setetes darah untuk mencari tahu infeksi dari parasit penyebab malaria. Dokter juga akan meninjau riwayat kesehatan pasien, riwayat perjalanan, dan beberapa pemeriksaan fisik. Pengobatan malaria dilakukan sepenuhnya dengan intervensi obat-obatan. Mengutip Healthline, dokter akan meresepkan obat berdasarkan jenis parasit yang menginfeksi sel darah merah. Itu sebabnya, pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mengetahui pengobatan yang tepat. Meski malaria merupakan penyakit endemik, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. Pastikan lingkungan Anda bebas nyamuk. Anda bisa mulai dengan membersihkan sarang nyamuk dan memastikan tak ada genangan air. Agar nyamuk tak kembali bersarang di sekitar tempat tinggal. Anda juga bisa menggunakan obat nyamuk oles dan kelambu tidur sebagai upaya pencegahan jika Anda tinggal di wilayah endemik. Malaria menjadi salah satu penyakit endemik di Indonesia. Meski ada tren penurunan kasus secara tahunan, penyakit ini ternyata masih banyak ditemukan dan menjangkiti wilayah kawasan timur Indonesia. Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, ada beberapa kebijakan yang telah dilakukan pemerintah dalam menangani malaria di Indonesia. Pertama, menggunakan diagnostik malaria dengan pemeriksaan laboratorium. Cara itu dilakukan agar pengobatan malaria lebih tepat. Sekaligus mengeliminasi kemungkinan penyakit infeksi lain seperti COVID-19. Selain itu, dilakukan juga terapi pengobatan dengan pemberian obat Artemisinin-Based Combination Therapies (ACT) pada pasien malaria dengan infeksi parasit P. falciparum. Pemerintah daerah juga diminta mengedukasi masyarakat dan mengajak lembaga swadaya masyarakat untuk melakukan pencegahan malaria. Di samping itu, Kemenkes juga memastikan pelayanan pengobatan malaria diberikan di setiap fasyankes. “Layanan tata laksana kasus malaria dilaksanakan oleh seluruh fasilitas pelayanan kesehatan termasuk swasta,” kata Maxi. (cnn/qn) Sumber: Mengenal Malaria: Penyebab, Gejala, dan Pencegahan
Tags :
Kategori :

Terkait