Vaksinasi Lansia di Paser Masih Rendah, Baru 4,3 Persen

Rabu 21-04-2021,09:14 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Paser, nomorsatukaltim.com - Vaksinasi lanjut usia (lansia) di Paser terus berjalan. Namun peminatnya masih rendah.

Hingga Selasa (20/4/2021) baru mencapai 4,3 persen. Padahal program itu mulai terlaksana sekira Maret lalu. Juru Bicara Satgas COVID-19 Paser, Amir Faisol menyebut ada kendala. Diantaranya memiliki penyakit penyerta (Komorbid), rasa takut hingga enggan ke fasilitas kesehatan. "Ya kendalanya ada yang kesulitan menjangkau tempat vaksinasi, baik di puskesmas atau rumah sakit," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Paser itu. Guna meningkatkan partisipasi lansia untuk divaksin. Pihak Dinkes Kabupaten Paser, kini mulai menerapkan strategi yang diusulkan oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. Dimana tak ubahnya seperti promosi di pusat perbelanjaan. Yakni beli 2 gratis 1. Diharapkan Amir, strategi itu ampuh untuk mengajak lansia divaksin. Tanpa adanya rasa takut. Di lain sisi, juga ditargetkan mampu merangsang masyarakat mengantarkan lansia divaksin. Baik di puskesmas atau  rumah sakit. "Itu program 2:1. Artinya, siapa bisa membawa dua orang lansia untuk vaksin, maka yang mengantar itu bisa diberikan vaksin secara gratis. Tapi dengan syarat, sebelumnya belum pernah divaksin," jelasnya. Pengantar yang dimaksud yakni masyarakat umum. Dan pemberian vaksin secara cuma-cuma itu dapat dikatakan warga yang membawa lansia, menerima vaksinasi lebih cepat sebelum jadwal. Diinformasikan, penyuntikan vaksin bagi masyarakat umum, pemerintah pusat menargetkan paling cepat pada triwulan ketiga. Atau usai vaksinasi pelayan publik rampung. Berdasarkan data yang diterima Satgas COVID-19 Paser dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), total warga berusia lanjut di Paser mencapai 21.220 jiwa. Dalam sekali vaksin, minimal diikuti 10 orang pendaftar penerima. "Satu botol (Vaksin Sinovac)  untuk 10 orang. Tak boleh kurang," terang Amir. Dengan rendahnya partisipasi lansia untuk divaksin, selain adanya beberapa kendala yang didapati, Amir Faisol juga tak menampik jika sosialisasi harus lebih ditingkatkan lagi. Ia pun meminta kepada semua elemen masyarakat, untuk berpartisipasi dengan mengedukasi pentingnya divaksin. "Ya, bisa dibilang (sosialisasi) kurang optimal. Itu bolehlah," akunya. Saat disinggung mengenai progres vaksinasi bagi tenaga pengajar, untuk syarat diterapkannya pembelajaran tatap muka (PTM), dikatakannya sejauh ini telah 820 guru yang telah divaksin. "Jumlah guru (dan tenaga usaha) sekira 6 ribuan. Yang mana targetnya, tenaga pengajar TK dan SD (rampung) pekan kedua Mei, sedangkan SMP serta SMA, akhir Mei. Ya paling lambat, pekan kedua Juni, semua sudah divaksin," beber Amir. Vaksinasi bagi calon jemaah haji, saat ini juga tengah berjalan. Amir Faisol mengklaim, progres berjalan sekira 70 persen dari total 245 jiwa calon jemaah haji. Terkait adanya informasi yang beredar, jika April ini Vaksin Sinovac gagal mendapatkan izin World Health Organization (WHO). Kabar itu berdasarkan perkembangan terbaru status evaluasi dari WHO pada 14 April lalu. Sekadar diketahui, izin dari WHO amatlah penting. Karena itu jadi syarat untuk umrah maupun berangkat haji. Mengingat Arab Saudi hanya memberi izin bagi jemaah yang diberikan vaksin dan telah mendapatkan izin WHO. "Terkait itu, kami menunggu saja kepastian dari kementerian kesehatan. Di daerah hanya menerima vaksin," pungkas Amir. Sebagai catatan, progres vaksinasi di Paser khusus lansia 4,3 persen, pelayan publik 24,0 persen dan tenaga kesehatan 114,2 persen. Sehingga secara keseluruhan cakupan vaksinasi dari tiga kategori itu sebesar 18,2 persen. (asa/boy)
Tags :
Kategori :

Terkait