Wahyu Nira Utami. (Mubin/DiswayKaltim)
Samarinda, DiswayKaltim.com – Masalah ekonomi kerap melanda individu atau keluarga. Dampaknya bisa berujung stres hingga bunuh diri.
Fenomena bunuh diri karena dililit problem ekonomi bukan rahasia umum. Tak terkecuali di Kaltim.
Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPKI) Kaltim, Wahyu Nira Utami mengungkapkan, setiap 40 detik selalu ada orang yang bunuh diri di dunia. Sementara di Kaltim, belum pernah ada pendataan. Terhadap jumlah orang yang melakukan bunuh diri.
“Tapi akhir-akhir ini saya dapat banyak laporan. Belum lama ini ada di Samarinda. Orang yang bunuh diri,” jelas Nira, Jumat (11/10/2019).
Dia menjelaskan, terdapat tiga penyebab utama seseorang mengakhir hidupnya: bio, psico, dan social. Bio merujuk kondisi fisik seseorang sebelum memutuskan bunuh diri. Seperti gangguan kognitif di otak.
Sementara psico berkaitan dengan psikologis seseorang: cara menyelesaikan masalah dan pola asuh sehari-hari.
Kemudian aspek sosial. Seseorang yang terbuka atau tertutup. Aspek ini memuat pula masalah ekonomi. Misalnya orang yang dirundung utang atau mengalami kerugian usaha.
Individu bisa secara perlahan mengalami gangguan psikologis. Puncaknya bunuh diri. Masalah yang dianggap besar oleh seseorang dapat membuatnya mengakhiri hidupnya.
“Misalnya orang yang tertimpa bencana alam. Dalam hitungan menit semua hartanya hilang. Dia mulai berpikir bagaimana membiayai keluarganya. Ditambah lagi dalam menyelesaikan masalah. Cara dia itu tidak efektif. Itulah yang membuat dia rentan bunuh diri,” bebernya.
Nira menyarankan seseorang yang mengalami stres dalam kadar tinggi. Agar mendatangi psikiater. Cara lain, berupaya mengomunikasikan masalah yang sedang dihadapi. Bisa mendatangi psikolog atau psikiater.
“Itu yang perlu kita edukasi kepada masyarakat. Semua orang rentan bunuh diri. Bahkan psikolog sekali pun, bisa melakukan itu,” sebutnya. (qn/eny)