Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Tak mau berhenti mencoba hal baru, konten kreator asal Balikpapan, Si Ngerik. Kini ikut terjun di dunia usaha yang sedang hype di kalangan anak muda. Yakni membuat sebuah kedai, yang ia namai Tongkrongan Si Ngerik.
Sadar bahwa bisnis tempat nongkrong sedang ramai-ramainya. Dengan pengelolanya saling adu kualitas rupa dan rasa makanan serta minumannya. Ditambah perang ikonik tempat nongkrong yang dibuat sedemikian unik dan menarik.
Si Ngerik memutuskan untuk tidak turut dalam persaingan itu. Ia membuka kedainya itu dengan konsep sederhana. Membuat tempat nongkrong yang asyik. Itu saja.
Makanya, di Tongkrongan Si Ngerik ini. Kesan yang diberikan tidak akan sama dengan kafe ataupun angkringan pada umumnya. Ia juga enggan menyebut kedainya itu sebagai coffe shop alias warkop. Karena tidak mau terbebani ekspektasi kopinya harus begini dan begitu. Bukan itu tujuannya.
"Kenapa aku enggak mau disebut coffe shop, karena nanti mindset yang terbangun ini betul-betul buat pecinta kopi. Ini tempat nongkrong yang asyik dan penikmatnya dari semua kalangan," ujarnya, saat ditemui di Tongkrongan Si Ngerik, Jalan Mayjen Sutoyo, Gunung Malang, Balikpapan Tengah, belum lama ini.
Menurutnya dengan konsep nongkrong, ia tidak terbebani dengan pilihan menu makanan dan minuman yang disodorkan ke pengunjung. Namanya juga tongkrongan, bukan tempat makan, katanya.
Pria dengan ciri khas rambut gondrong pirang dengan gaya bicara berapi-api itu bilang. Usahanya ini baru dibangun awal Maret tahun ini. Lokasi usahanya menggunakan sebagian ruang Kedai Sabindo. Hubungan simbiosis mutualisme itu kemudian terjalin dengan baik.
"Jadi kalau mau makanan berat tinggal masuk ke dalam pesan makanan. Saya hanya menjalankan bisnis minuman dan makanan ringan," katanya.
Walau tidak terfokus pada bisnis food and beverage-nya, pria yang sama sekali tidak mau menyebut nama aslinya ini berujar. Ia tetap serius menyiapkan segala sesuatunya. Termasuk tetap memiliki menu andalan. Yang minimal sesuai seleranya, itu enak. Resep itu ia dapat berdasar pengalaman dan berguru ke pelaku bisnis minuman yang sudah pakar.
"Ada minuman koktail yang enak. Saya beli bahannya dan meraciknya," katanya.
Untuk merealisasikan tongkrongan itu, ia mengaku merogoh kocek sampai puluhan juta. Pertama untuk modal renovasi ruangan, investasi alat pembuatan kopi. Sampai menyediakan furnitur seperti meja, kursi serta membuat mural untuk menghiasi tembok dengan gambar wajahnya. Modal itu juga digunakan untuk menggaji dua barista yang melayani pesanan para pengunjung.
"Modalnya berkisar di atas Rp 50 juta, di bawah Rp 100 juta," terangnya.
Menjalani beberapa profesi memang bukan hal baru buat Si Ngerik. Jauh sebelum menjadi konten kreator yang belum terlalu terkenal seperti sekarang (#candaNgerik). Ia pernah bekerja sebagai kuli panggung. Di sebuah event organizer pada medio 2005. Saat itu tugasnya sekadar membantu tim untuk mendirikan panggung, mengangkat sound system dan pekerjaan berat lainnya. Bukan menjadi penghibur seperti yang sekarang kerap ia lakukan.
Kemudian ia juga sempat bekerja sebagai sales multi produk dengan menjelajahi berbagai daerah. Ia mengaku pernah ditempatkan di Manado, Pulau Jawa dan Bali. Sampai akhirnya memilih menetap hidup di Kota Beriman.
"Makanya kadang kalau ketemu teman lama itu mereka sungkan mengajak dalam tim EO lagi. Padahal saya enggak masalah karena itu dulu memang pekerjaan saya," cetusnya.
Selama di Balikpapan, Ia berusaha mengejar impiannya sebagai konten kreator. Ternyata usahanya untuk menghibur warga Kota Minyak dengan menyajikan konten-konten komedi, mulai diterima khalayak.