Samarinda, nomorsatukaltim.com – Ada yang unik dengan akronim Borneo FC Samarinda. Yang terpampang di layar televisi saat siaran langsung pertandingan Piala Menpora. Bhayangkara disingkat dengan BHY. Sementara Borneo FC disingkat SMR. Nah, kok bisa SMR? Memangnya apa hubungannya dengan Borneo FC?
Borneo FC Samarinda masih saja memberi kejutan setelah merayakan hari jadi klub dengan pergantian logo secara signifikan beberapa waktu lalu. Kali ini kejutannya saat mereka menjalani laga di Piala Menpora 2021.
Di pertandingan kontra Bhayangkara Solo FC yang berkesudahan 1-0 itu. Borneo FC memakai akronim SMR di layar televisi. Ini adalah untuk pertama kalinya singkatan itu dipakai oleh Pesut Etam.
Usut punya usut, pemilihan singkatan SMR itu ternyata melalui proses yang agak njelimet. Mulanya, operator televisi meminta Borneo FC memberi singkatan timnya untuk ditampilkan di televisi saat siaran langsung.
Lazimnya di Liga 1, nama klub tidak diberi pembatasan karakter. Sehingga selama ini, saat partai Borneo FC, yang tertulis di televisi ya ‘Borneo’ atau ‘Borneo FC’. Sementara di turnamen-turnamen pra musim, biasanya dibatasi hingga 5 karakter.
Tapi di Piala Menpora ini, operator tv membatasi nama klub jadi 3 karakter saja. Manajemen Borneo FC lalu mencari-cari nama yang cocok. Di awal, ada dua calon singkatan. Yakni BRN atau BOR. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, mereka merasa masih kurang sreg.
“Ya setiap tim di Piala Menpora ini menyetorkan nama singkatan 3 huruf untuk kepentingan TV. Nah dipilihlah singkatan SMR di mana ini menunjukan identitas Samarinda,” kata manajer klub Farid Abubakar, Rabu 24 Maret 2021.
Dalam prosesnya, operator televisi tidak banyak bertanya dan menerima saja usulan nama SMR itu. Dan terpampanglah singkatan itu di pertandingan Borneo FC.
“Operator sih iya-iya saja, ini lebih kepada kebutuhan pihak tv saja di Piala Menpora,” lanjut Farid.
Lalu, apa hubungannya SMR dengan Borneo FC? Farid menjelaskan bahwa mereka memakai singkatan kota asal Borneo FC –Samarinda. Karena alasan khusus.
“SMR adalah singkatan dari Samarinda, kita ingin lebih menegaskan kalau Borneo FC itu ya Samarinda,” tegasnya.
Pemilihan singkatan SMR ini bisa dibilang sebagai langkah cerdas Borneo FC. Di luar kepentingan klub yang sedang dalam kampanye ‘Borneo FC Adalah Samarinda’. Menggunakan SMR berarti mereka telah turut memberi edukasi. Bahwa singkatan resmi Samarinda ya SMR. Bukan SMD yang selama ini lazim dipakai oleh masyarakat, pun Pemkot Samarinda.
Karena berdasarkan SNI 7657:2010 yang dirilis oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Akronim SMD bukan untuk Samarinda, melainkan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Sementara Kota Semarang yang banyak disebut lebih layak menggunakan SMR, memiliki singkatan resmi SMG.
Maka pemilihan akronim ini, tak ubahnya sebagai sekali dayung dua pulau terlampaui. Sembari kampanye klub, juga sebagai edukasi pada masyarakat Samarinda untuk mau beralih ke SMR dan meninggalkan SMD.
Kembali ke Borneo FC, ketika disinggung apakah di Liga 1 2021 nanti nama SMR akan kembali dipakai. Farid Abubakar belum bisa menjamin. Karena Liga 1 sebagai kompetisi resmi memiliki aturannya sendiri. Tapi jika di Liga 1 masih menggunakan 3 karakter, Borneo FC Samarinda mau-mau saja tetap memakai SMR sebagai akronim klub mereka.
“Ini sementara yng dipakai di Piala Menpora, nantinya untuk di Liga 1 biasanya bakal ada surat resmi terkait pendaftaran klub,” pungkas Farid. (frd/ava)