Samarinda, nomorsatukaltim.com – Para pemain sepak bola profesional sudah di ambang kejenuhan menanti kepastian liga. Dua pemain muda Borneo FC Samarinda, Wiranto dan Diky Indriyana contohnya. Mereka sampai bingung mau bilang apa. Yang ada di kepala keduanya, hanya PSSI segera kasih kabar saja.
Borneo FC Samarinda tercatat melakukan pembubaran tim yang kedua pada 24 Oktober lalu. Sejak saat itu aktivitas tim pincang. Pemain hanya melakukan latihan jarak jauh. Di kediaman masing-masing. Meski begitu, Borneo FC tetap mengantisipasi lanjutnya Liga 1 musim 2020. Dengan kembali mengontrak para pemainnya yang habis masa kontraknya. Sebagian kecil masih dalam proses negoisasi sampai kini.
Tapi 2 pekan setelah perpanjangan kontrak pemain satu per satu diumumkan. Manajemen Borneo FC memilih masuk dalam barisan klub yang ingin kompetisi musim ini dihentikan saja. Meminta PSSI dan PT LIB fokus ke kompetisi musim 2021 nanti.
Tapi di luar hasil pertemuan para pemegang saham klub Liga 1 Jumat lalu. PSSI sendiri belum memutuskan apa pun. Karena itu lah klub dan pemain sampai kini masih berjaga-jaga. Karena kemungkinan liga dilanjutkan masih terbuka.
Wiranto sendiri, mengaku sudah lelah menanti spekulasi kelanjutan liga. Awalnya ia bersemangat menanti kabar dari manajemen ataupun pemberitaan media. Tapi makin ke sini, bek muda itu makin bodo amat. Di benaknya kini hanya yang penting ia tetap menjalankan kewajibannya sebagai pemain. Yakni berlatih.
Wiranto mengaku tetap menjalankan program latihan mandiri yang dititipkan pelatih pada seluruh pemain Pesut Etam. Pagi dan sore ia jalani latihan. Biasanya di sekitaran Stadion Segiri Samarinda.
"Tanggapan saya sebagai pemain soal liga. Ya semuanya serahkan ke PSSI. Saya juga tidak memikirkan hal-hal yang bikin saya down, saya hanya selalu siap mau bagaimana kepastiannya," tegasnya.
Musim 2020 harusnya jadi momen besar bagi Wiranto. Karena ia sudah masuk ke tim utama. Walau kesempatan bermain masih kecil. Setidaknya, berlatih bersama pemain senior setiap hari bisa menambah wawasannya. Pun peluangnya bermain di laga resmi.
Tapi dengan tidak jelasnya Liga 1. Wiranto pun hanya bisa berlatih sendiri setiap hari. Ia tidak tahu sampai kapan harus seperti itu. Makanya ketika ditanya apa harapan besarnya. Ia menjawab; "Semoga ada kabar baik dan ada kepastian kapan liga dimulai."
Apa yang dirasakan Wiranto tak berbeda jauh dengan yang dialami Mochamad Diky Indriyana. Kiper kedua Borneo FC itu sudah tak tahu lagi harus bilang apa. Walau sempat mangkel karena negara Asean lain tetap bisa menggelar kompetisi.
"Saya juga bingung harus bilang apa dan bagaimana?” Katanya seraya memaklumi karena kondisi pandemi yang belum juga berakhir.
“Tapi di samping itu kita sebagai pemain dan klub juga perlu kejelasan dari pihak operator liga terkait bergulirnya liga ini. Jangan terus menggantung seperti ini, kasihan semua klub yang terus menunggu ketidakpastian ini," lanjut Diky.
Memang masa libur panjang ini menjadi keberkahan kecil bagi eks Timnas U-19 itu. Mengingat ia baru saja melangsungkan pernikahan beberapa bulan lalu. Sehingga ia bisa lebih banyak waktu bersama istri tercintanya. Pun saat ini Diky dan istrinya yang atlet voli nasional itu. Juga tengah merintis usaha kecil-kecilan berdagang cemilan.
Tapi sepak bola masih menjadi prioritas eks Bali United itu. Masa depannya di sepak bola masih teramat panjang. Hasratnya bermain sepak bola masih sangat besar. Karenanya kini ia tetap berlatih di kediamannya. Walau sekadar menjaga kebugaran fisik saja. Karena cukup sulit memang berlatih teknik kiper tanpa bantuan pelatih kiper.
"Harapan saya semoga operator liga dan pihak-pihak terkait bisa secepatnya memberi kepastian kapan digulirkannya kompetisi ini. Walaupun harus dengan protokol kesehatan, yang penting semuanya ada kejelasan aja buat kita semua," tutupnya. (frd/ava)