Pabrik Roti Carmel Bakery Bertahan dengan Manajemen Sistem 5W

Jumat 08-01-2021,10:17 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Tidak mudah mempertahankan usaha di tengah pandemi. Apalagi berusaha untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada ratusan karyawan.

Harus ada strategi jitu. Sistem manajemen yang pas. Dan perhitungan yang cermat. Seperti disampaikan Kepala Pabrik Carmel Bakery Susilo Widodo. PT Mahakam Megah Mulia yang ia pimpin, berhasil mempertahankan 354 karyawannya untuk tidak di-PHK. Walaupun produktivitas pabriknya menurun. Bahkan penurunan itu lebih dari 50 persen. Ketika pandemi, Susilo Widodo menceritakan, penurunan terjadi beberapa pekan di Februari dan Maret. Lantaran, target pasar mereka, yakni sekolah dan pasar, harus diliburkan. Biasanya, sebelum pandemi, pabrik yang berdiri di atas kawasan seluas 9.600 meter persegi ini, bisa menghabiskan hingga 200 karung tepung terigu. Setara 5.000 kilo gram per hari. Tapi ketika pandemi, hanya 80 karung tepung terigu per hari. Semua itu dilalui Susilo Widodo bersama ratusan karyawannya. Memang usaha selalu membuahkan hasil. Pabriknya tetap eksis. Dan mendapatkan penghargaan. Penganugerahan Produktivitas Siddhakarya diberikan kepada PT Mahakam Megah Mulia. Ada 5 perusahaan lainnya di Kalimantan Timur (Kaltim) yang juga diganjar penghargaan tersebut. Penghargaan itu dari Gubernur Kaltim. Yang diberikan secara langsung oleh Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim Hadi Mulyadi. Tepatnya 7 Desember kemarin. "Kita juga tidak menyangka bisa mendapatkan penghargaan itu," kata Susilo Widodo, Rabu (6/1). Susilo mencoba membagikan tips. Bagaimana agar bisnis mampu bertahan. Di pabriknya, penerapan manajemen sistem dilakukan. Manajemen sistem yang dimaksud Susilo seperti 5W. What, Who, When, Why, Where. Ada departemen terpisah, bernama sistem, yang mengendalikan semua aktivitas operasional di pabriknya. Departemen itu harus mendokumentasikan semua kegiatan di pabrik. Komunikasi pun diutamakan. Biasanya komunikasi yang digunakan karyawan ialah work and care. "Contoh seperti mesin yang rusak, harus diperbaiki. Komunikasi work and care digunakan. Laporan kerusakannya apa, terus dianalisa," terang Susilo. Lalu, bagaimana jika ada karyawan melakukan kesalahan. Susilo menjelaskan, tidak ada sanksi yang fatal. Kecuali berhubungan dengan kriminal. Seperti penggelapan nota, itu tidak bisa ditoleransi. Tapi jika karyawan melakukan kesalahan, seperti human error saat bekerja, tidak ada sanksi. Hanya teguran secara tertulis yang mereka sebut surat Permintaan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan (PTPP). "Jadi kita bisa tahu bagaimana kejadiannya. Karena apa bisa terjadi masalahnya. Dari 5W itu ketemu akar permasalahannya," lanjut Susilo. Semua departemen perhubungan, marketing, serta administrasi harus ada laporan tertulis. Dan laporan itu masuk dalam program sistem yang dijelaskan Susilo sebelumnya. Mengenai produksi di era normal baru, kata Susilo, mulai ada peningkatan. Walaupun tidak signifikan tetapi sudah mendekati produksi normal. "Sebenarnya ada penurunan produksi, tapi bukan karena pandemi. Di awal tahun ini, kontrak kita dengan Indomaret sudah diputus, karena itu," bebernya. Tetapi beberapa supermarket lokal di Samarinda masih tetap menjadi pelanggannya. Pemasaran roti dilakukan di seluruh wilayah Bumi Mulawarman, kecuali Mahakam Ulu (Mahulu). Untuk armada pengantaran ada 15 truk. Yang mampu mengangkut 30 ribu roti per truk. "Semua itu terbantukan dengan manajemen sistem. Itu manajemen modern, seperti ISO sih bisa dibilang," sambungnya. Penerimaan karyawan juga tidak sembarangan. Walaupun pendidikan tidak diutamakan. Tetapi pelatihan selalu ada. Seperti pelatihan leadership. Kemudian, sharing untuk evaluasi tiap seminggu sekali juga dilakukan. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan latar belakang pendidikan yang beragam, menurut Susilo itu sebuah tantangan. Tetapi itu juga penting untuk dilakukan. Karena menurutnya, kualitas SDM mumpuni akan menaikkan taraf perusahaan. "THR bisa kita bayar, pencadangan tiap bulan kita terapkan. Tidak membebani perusahaan. Intinya, karyawan itu penting, kehilangan mereka perusahaan susah juga," pungkas Susilo mengakhiri. (nad/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait