Perempuan, Hutan, dan Masa Depan

Rabu 23-12-2020,16:45 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

Hari Ibu diperingati setiap 22 Desember di Indonesia. Mulai ditetapkan pada Kongres Perempuan III tahun 1938. Tujuan kongres itu ingin memperjuangkan kemerdekaan dan memperbaiki keadaan perempuan Indonesia. Terutama, kaum ibu.

nomorsatukaltim.com - Kini, sejalan dengan perkembangan zaman. Peran perempuan Indonesia semakin luas. Tak hanya menjadi seorang ibu. Perempuan-perempuan Indonesia,  juga turut aktif dalam aktivitas sosial, politik, ekonomi, dan berbagai bidang lainnya. Termasuk yang tak kalah eksis saat ini. Kiprah perempuan dalam dunia konservasi alam. Tak bisa diremehkan. Murlan Dameria Pane, Kepala Balai Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah mengatakan. Perempuan memiliki  peran penting dalam konservasi. Di samping menjaga peran sebagai pilar keluarga dan negara. Perempuan juga berperan dalam pelestarian kearifan lokal, pelestari alam, dan penyelamat lingkungan. Melalui aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Seperti menanam sayur untuk konsumsi keluarga, menanam pohon, dan tidak membuang sampah sembarangan. "Perempuan itu lebih peduli pada lingkungan. Itu hasil penelitian. Kalau kita semua bergerak, kita potensi luar biasaa dalam upaya konservasi," ujar Murlan dalam Webinar Perempuan dan Konservasi. Yang digelar Rimba Raya Conservation dalam rangka memperingati Hari Ibu, Selasa (22/12/2020). Senada, akademisi dan pegiat lingkungan, Siti Maimunah mengatakan. Hutan dan kerusakan alam merupakan masalah kompleks yang perlu mendapat sentuhan perempuan. Totalitas perempuan yang mampu mengerjakan banyak hal dalam satu waktu, seperti halnya mengurus keluarga. Dianggap cocok, untuk mengatasi masalah-masalah kehutanan. Wanita peraih penghargaan Kalpataru ini, menilai. Kelestarian hutan dan kelangsungan hidup bumi tergantung pada kesungguhan perempuan dalam memperlakukan alam. "Masa depan bumi tergantung pada keberadaan hutan. Otomatis akan tergantung pada peran aktif perempuan," ujar dosen Institut Pertanian (Instiper) Yogyakarta ini. Tokoh perempuan yang sukses di bidang konservasi alam lainnya, adalah Sylviana Andhella. Ia kini menjabat sebagai Direktur Eksekutif Rimba Raya Conservation. Sebuah organisasi non pemerintah yang bergerak pada restorasi ekosistem hutan dan penyelamatan satwa langka. Rimba Raya, bahkan menjadi proyek REDD+ pertama yang terverifikasi di Indonesia. REDD+ merupakan kegiatan reduksi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan yang digagas oleh Perserikatan Bangsa-bangsa sejak 2007. "Misi kami, adalah memberdayakan masyarakat, memulihkan hutan dan menjaga iklim," jelas Sylvi. Terakhir ada Suzy Hutomo, Executive Chairperson The Body Shop Indonesia. Sebuah perusahaan produsen produk kecantikan. Yang aktif mengampanyekan sustainable product. Seperti menyediakan tas belanja dari bahan daur ulang. Mengelola botol bekas, dan aktif menanam pohon. "Kami punya 174 toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Dan punya terget menanam 200 pohon tiap pembukaan toko baru," ungkapnya. Hal ini, dilakukan dalam upaya mengurangi polusi udara, dan menjaga kestabilan iklim. Suzy secara pribadi juga aktif mengampanyekan program-program cinta lingkungan. Dengan mengurangi konsumsi  bahan bakar minyak. Dan beralih ke energi terbarukan. Seperti penggunaan panel surya dan kendaraan listrik yang ramah lingkungan.

PEREMPUAN MULTITASKING

Bagi Peneliti di Litbang Dinas Kehutanan Kalimantan Timur, Rina, masa pandemi menjadi tantangan bagi seorang ibu. Baik mereka yang berkarir di luar rumah, maupun menjalankan tugasnya sebagai  ibu rumah tangga penuh waktu. Di tengah kesibukannya, kaum ibu dituntut multitasking. Ibu dua anak ini masih menyempatkan untuk mendidik dua buah hatinya di samping sibuknya menggeluti data-data kehutanan Kaltim. Ketika bekerja di kantor. Rina dan suami berbagi peran. Suami kebetulan bekerja dari rumah selama pandemi. Perannya sebagai pengajar diisi sang suami.  Pun begitu ada sisi positif dari pembelajaran daring. Sang anak lebih kreatif. Bisa mandiri berselancar di dunia maya. Google dan brainly ternyata memudahkan anaknya menemukan jawaban-jawaban dari soal-soal. Pun dengan metode penyelesaiannya. Namun dunia maya tetap memiliki sisi negatif. Sang anak lebih sering nangkring di internet. Ini juga alasannya mengeluhkan metode pembelajaran daring seperti sekarang. Belum lagi interaksi dengan rekan sebayanya. Yang mulai pudar sejak pandemi menyerang. Hal berbeda dirasakan Helena.  Kepala Sub Bidang Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). "Biasanya sepulang kerja, atau malam hari. Saya habiskan waktu untuk mengajari anak belajar," ujarnya. Dua sampai tiga jam ia sisihkan. Waktu belajar itu biasanya diisi dengan mengerjakan tugas bersama. Bagi dia itu tidak sulit, sama sekali. Dia memberikan putrinya yang sudah kelas 4 SD sebuah smartphone. Tapi tetap dalam pengawasan ketat dalam penggunaannya. “Anak ternyata juga lebih mandiri,” katanya.  Di samping itu pandmei meningkatkan kualitas hubungan dengan anak. "Saya ini sempat bingung. Aneh rasanya kalau ada orang tua yang gerah dengan metode pembelajaran jarak jauh, padahal situasi sedang tidak aman," jelas dia. Helena sangat mendukung langkah pemerintah mengamankan para generasi penerus bangsa ini. Makanya, sebenarnya dia kurang setuju jika ada arahan untuk menggelar kembali sekolah tatap muka. "Paling tidak, sampai kasus COVID-19 itu benar-benar zero. Baru saya lega anak-anak kembali sekolah. Walaupun ada vaksin," tegas Helena. Apalagi, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 makin ke sini bukan makin turun. Hal itu menambah kegusarannya soal langkah yang diambil pemerintah. Ria Handayani, anggota DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) tetap menyisihkan waktunya, menemani sang buat hati saat belajar online. "Tiap hari selalu berkomunikasi, apalagi saat bertugas di luar kota," kata Ria. Sejauh ini, sang anak tak mempersoalkan pembagian waktu itu. Ria mengaku selalu berupaya meluangkan waktu untuk saling bercerita. Menjaga komunikasi selalu hadir dari anak dan ibu. "Selalu bercerita, apa aja yang dilakukan hari, begitupun sebaliknya," pungkas ibu dua anak ini. (krv/wal/rsy/mrf/yos)
Tags :
Kategori :

Terkait