Menilik Mulok di Tahun 2020

Kamis 26-11-2020,14:20 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Kasi Kurikulum Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan Kutim, Ilham Abdullah mengakui hal tersebut. Sejak berlakunya kurikulum 2013, instruksi pemerintah pusat sebenarnya sudah jelas. Mata pelajaran mulok harus mengangkat kesenian dan budaya daerah.

Pemkab Kutim pun tak tinggal diam. Buku mata pelajaran mulok pun disiapkan. "Jadi dulu sempat kami siapkan buku panduan untuk mengajar mulok. Tapi tidak selesai karena tidak ada sekolah yang memiliki guru seni," ucap Ilham.

Padahal dalam buku tersebut lengkap menjelaskan tentang kesenian Kutim. Mulai dari pengenalan alat musik Sape, Tari Enggang dan Tari Jepen hingga Batik Wakaroros. Selain itu, pengenalan makna ukiran suku Dayak juga masuk. Sayang harus terhenti mengingat tak ada guru yang bisa mengajar mulok tersebut.

"Jadi kami sebenarnya sudah siapkan. Tapi guru seni memang langka di sini," bebernya.

Akhirnya setiap sekolah dibebaskan untuk menentukan jenis mata pelajaran mulok yang diinginkan. Kebanyakan sekolah memilih bahasa Inggris atau Teknologi Informatika dan Komputer jadi mata pelajaran mulok. Hanya ada beberapa sekolah saja yang memilih mulok kesenian daerah.

"Itu pun tetap gurunya bukan berlatar belakang kesenian. Tapi Bahasa Inggris dan Fisika," bebernya.

Menurutnya, mata pelajaran mulok ini juga berpotensi pula untuk mengenalkan pariwisata. Walaupun tidak besar dampaknya. Tetapi dengan berjalan mata pelajaran itu, bisa memancing rasa ingin tahu siswa terkait lokasi budaya lokal.

"Misalnya suka Tari Enggang, terus mau lihat langsung. Adanya di Desa Miau Baru, yang memang disiapkan jadi desa budaya," sebutnya.

Memang harus diakui, terkadang ego sektoral antar instansi kerap muncul. Sehingga sinergi yang baik sulit terwujudkan. Dalam menyiapkan mulok kesenian daerah saja, harusnya bisa melibatkan Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan sebagainya.

 "Termasuk juga melibatkan para pelaku seni daerah tersebut dalam menyusun pakem mulok itu," tandasnya.

*

FOKUS KE BAHASA

Untuk mapel mulok, PPU punya kebijakan tersendiri. Mulok yang sudah dikencangkan dua tahun terakhir difokuskan pada bahasa asing dan lokal. Yakni bahasa Inggris dan bahasa Paser.

Di banding Kabupaten Paser, penggunaan bahasa dan atau logat suku Paser di PPU masih minim. Karena secara geografis berdekatan dengan Balikpapan, maka aksen kota tetangga pun terbawa ke Penajam.

Karena itu bahasa Paser sangat penting dikenalkan pada siswa sekolah dasar. Karena secara jati diri, Penajam Paser Utara itu ya Paser. Sementara bahasa Inggris ditempakan agar anak PPU ke depan tetap bisa beradaptasi dengan kemajuan zaman.

"Setidaknya mereka yang tinggal di sini, tahu bahasa lokal masyarakat yang ada di PPU," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Alimuddin, Rabu (25/11/2020).

Namun begitu, ia menyadari benar keduanya belum berjalan optimal dalam penerapannya. Khususnya untuk pelajaran bahasa lokal itu.

Tags :
Kategori :

Terkait