Bersiap Belajar Tatap Muka Awal Tahun

Kamis 12-11-2020,16:00 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

SAMARINDA, nomorsatukaltim.com - Sejak pertengahan Maret tahun ini, kegiatan belajar mengajar dialihkan ke sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal ini, untuk memitigasi risiko penularan COVID-19 pada peserta didik dan tenaga pengajar.

Sudah lebih satu semester aktivitas pembelajaran online ini berjalan. Bukan tanpa masalah. Banyak pihak, mulai dari orang tua, murid, bahkan guru sendiri. Mengaku mengalami banyak kendala. Seperti kesulitan sinyal internet, kuota yang mahal, dan tentu saja, penyaluran materi pembelajaran yang kurang optimal. Dibandingkan dengan pembelajaran langsung dengan tatap muka. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada Agustus lalu. Memutuskan untuk memperbolehkan sekolah. Melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Di daerah zona hijau dan kuning. Atau risiko rendah virus corona. Merujuk pada revisi Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri. Yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri. Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran Baru 2020/2021. Di masa Pandemi COVID-19. Namun, di Kaltim. Aktivitas belajar mengajar offline, belum dilakukan hingga saat ini. Tingginya tingkat penyebaran virus corona di Bumi Etam, menjadi pertimbangan. 6 dari 10 kabupaten/kota di Kaltim, masuk zona merah. Yakni Balikpapan, Samarinda, Bontang, Berau, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, dan Penajam Paser Utara. Sementara 4 daerah lainnya, masuk zona kuning. Apalagi, Kaltim juga masuk ke dalam 10 besar daerah dengan penyebaran COVID tertinggi. Secara nasional. Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi pun menyebut. Sekolah tatap muka, belum memungkinkan untuk dilakukan. Di wilayah zona kuning sekali pun. "Zona kuning kan masih fluktuatif. Tiba-tiba bisa merah. Jadi mesti waspada," katanya. Masalah lain, menurut Hadi. Tak semua sekolah mampu menerapkan protokol kesehatan. Jika sekolah 'dipaksa' kembali aktif selama pandemi. Meski begitu, ia tak menampik. Harapan untuk membuka kembali aktivitas belajar-mengajar secara langsung. Bisa segera terealisasi. "Saya maunya, 2021 sudah dibuka (sekolah)," harapnya. Alternatifnya, tak harus aktif secara penuh. Namun, bisa dilakukan sistem pembagian waktu. Dan pembatasan jumlah murid setiap hari. Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kaltim, Anwar Sanusi mengaku siap. Jika pembelajaran tatap muka kembali diaktifkan. Dengan catatan, tetap menerapkan protokol kesehatan di sekolah. Ia juga menyebut, sudah ada rencana pembukaan kegiatan belajar-mengajar secara offline itu. Pada Desember mendatang. Atau paling lambat, awal tahun depan. Pihaknya, hanya tinggal menunggu instruksi Gubernur. "Kalau Gubernur menyatakan Desember sudah mulai dan tidak ada masalah lagi. Ya kita lakukan," ungkapnya. Ketika ditemui setelah menghadiri upacara peringatan Hari Pahlawan, Selasa (10/11/2020). Meski begitu, ia menegaskan. Penerapan pembelajaran tatap muka. Tetap melihat situasi dan kondisi. Jika dianggap belum memungkinkan. Maka pembelajaran akan tetap dilaksanakan secara daring. Evaluasi PJJ di Kaltim pun sejauh ini, menurutnya cukup sukses. Meski beberapa kendala memang terjadi. Tapi baginya, itu hanya kendala teknis. Tak perlu diperbesar. "Kalau permasalahannya disinyal internet. Dimana-mana sinyal juga tidak sempurna," ungkapnya. Ia juga menampik, terkait adanya laporan peserta didik yang mengeluh stres. Dan beban tugas menumpuk selama PJJ. Karena, meski dilakukan secara daring. Pihak guru dan tenaga pengajar tetap menyusun rencana pembelajaran. (krv/yos)
Tags :
Kategori :

Terkait