“Susah dihubungi orangnya,” timpal Syamsuddin.
“Kita datangi rumahnya saja. Saya tahu rumahnya. Dekat pasar Kota Ulin”. Kemudian Ali berdiri hendak beranjak. “Ayok sudah,” ajaknya. “Pak haji juga ikut!!”.
Akhirnya mereka menyepakati untuk mendatangi rumah Anita Rossy. Sore itu juga.
****
Anita Rossy buru-buru mengunci pintu rumahnya. Setelah ia yakin semuanya aman. Barang bawaan tak ada yang ketinggalan. Lalu, ia serahkan kunci kepada Bi Imeh. “Nanti, kalau ada yang tanya saya, bilang tidak tahu ya bi,” katanya. Bi Imeh pun hanya mengangguk. Tak banyak bertanya.
Sinuhun Ucok dan Sagat sudah menunggu di dalam mobil. Memang atas saran dari Sinuhun Usrif, agar Anita Rossy keluar Kota Ulin untuk beberapa saat. Menghilang. Anita pun memahami risiko itu. Sejak awal.
“Udah semua?,” tanya Ucok. “Beres,” jawab Anita. Lantas, Sagat pun memacu kendaraannya keluar kompleks perumahan.
Belum sampai 300 meter kendaraan melaju. Beberapa motor memepet mobil yang dikendarai Sagat. Rupanya Sentot dan rekannya sudah hilir mudik mengintai rumah Anita Rossy. Mereka belum masuk karena masih menunggu H Tiwo yang tiba belakangan. Mereka menunggu di depan gerbang kompleks. Ketika hendak masuk, tiba-tiba melihat mobil yang biasa dipakai Sinuhun Ucok. Mereka hapal betul mobil itu. Dan berinisiatif mengikuti dan menghentikannya.
Yang dituju adalah Anita Rossy. “Keluar kamu,” kata H Tiwo. Yang akhirnya juga terbawa emosi. Merasa dipermainkan. Anita pun enggan keluar dari mobil. Ia hanya membuka kurang dari separo kaca jendela.
“Ada apa ini?,” tanya Anita.
“Keluar dulu kamu!! Kita selesaikan urusan ini,” kata H Tiwo.
H Tiwo dan Sentot berusaha membuka paksa pintu mobil itu. Namun, Anita malah ketakutan. Ia enggan untuk keluar. Yang keluar malah Sinuhun Ucok. Dari pintu depan, kemudian menghampiri H Tiwo dan Sentot.
Tanpa basa-basi. Sinuhun Ucok mendorong Sentot hingga terjatuh. Kemudian mempeteng leher H Tiwo. Menjauhkannya dari pintu mobil miliknya. Seraya berteriak..”Apa-apaan ini! Kamu tahu siapa saya?!”.
H Tiwo yang sudah berusia itu, tak kuasa melawan petengan keras Ucok. Sementara, Sentot yang terjatuh berang. Ia lekas berdiri dan langsung menyerang Ucok dari belakang yang sedang membawa H Tiwo. Namun, belum saja tendangannya sampai ke punggung Ucok. Bughhh…Bogem mentah Sagat tepat mengenai pelipis kanannya. Sentot pun sempoyongan. Kemudian disusul tendangan Sagat di pinggang kanan. Sentot terhempas berguling-guling di aspal.
Melihat rekannya terjatuh. Ali tak mau berdiam diri. Ia ikut menerjang Sagat. Bukk..bukk… dua tendangan Ali menghantam punggung Sagat. Namun, yang ditendang tak bergeming. Ali pun loncat sambil melepaskan pukulan ke arah kepala. Sagat pun berhasil menghindar. Dan balik menyerang. Ia piawai dalam perkelahian jalanan.
Dua pukulan sekaligus menghantam Ali. Di perut dan ulu hati. Kemudian disusul dengan pukul ke arah dagu. Ali yang berbadan kecil ini terjengkang. Dan langsung tak sadarkan diri.