Tamiya Gak Ada Matinya

Senin 02-11-2020,16:31 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Mobil balap Mini 4WD alias Tamiya masih eksis hingga kini.

KUKAR, nomorsatukaltim.com - Anak kelahiran 90-an tentu tahu anime Jepang berjudul Bakuso Kyodai Let's & Go !!. Anime satu ini sangat melegenda. Seperti halnya Doraemon, Sinchan, Naruto, dan banyak lainnya.

Sebuah produsen mainan kemudian terinspirasi dari tayangan Bakuso Kyodai Let's & Go !!. Perusahaan itu bernama Tamiya.

Jadi Tamiya bukan nama produknya. Yang merupakan prototype mobil mini 4 WD itu. Tapi nama perusahaan. Tamiya sebenarnya juga memproduksi mainan model mobil, pesawat, kapal dari plastic. Juga mobil remot (RC) dan mobil balap alias Mini 4 WD.

Ceritanya, sih seperti itu. Barangkali ada yang masih belum tahu asal usul mainan Tamiya ini. Tapi tentu bagi Supray, racer Tamiya asal Tenggarong. Informasi di atas sudah dilahap habis.

Supray bukan lagi racer kaleng-kaleng. Walau sejauh ini, menjadi pembalap Tamiya belum ia geluti sebagai profesi.  Baru sebatas hobi yang diseriusi.

Ia bergabung bersama tim Bad Boy. Tim Tamiya asal kotanya. Supray bahkan menjadi racer andalan tim tersebut. Berbagai kejuaraan sudah ia menangkan.

Supray (kiri) saat memenangkan kejuaraan Tamiya beberapa waktu lalu. (Istimewa)

Mainnya juga tidak kurang jauh. Malang, Yogyakarta, Jakarta dan Surabaya sudah disambanginya. Hanya untuk balapan Tamiya. Jangan anggap ia gila. Dalam kamus minat dan hobi. Jarak, waktu, dan biaya bukan sebuah penghalang.

"Tamiya memang kesenangan sejak kecil," ujar Supray.

Apalagi kalau sudah hobi dari masa kecil. Makin sulit ditakar kadar wajarnya. Tamiya bagi Supray sudah menjadi dunia lain. Berburu sparepart, merakit mobil balap mininya, memutar kawat dynamo, mengganti-ganti ban sesuai alas lintasan. Adalah kesenangan sekaligus tantangan baginya.

Saat kecil dulu, Supray mengenal Taminya alias mobil Mini 4 WD ini dari teman-temannya. Dari melihat jadi kepingin. Lalu ia menabung sedikit demi sedikit. Sampai akhirnya terbeli mobil Tamiya pertamanya.

"Ya kalau dulu pengen beli, nabung dulu saking mau main Tamiya," ucapnya lagi.

Tak disangka, seiring perubahan era. Tamiya tetap menjadi pilihan Supray dewasa. Kini di luar keseibukannya bekerja di salah satu perusahaan swasta. Tamiya menjadi teman main untuknya.

Merawat Tamiya sepintas terlihat sulit. Karena terlalu banyak komponen yang dibongkar pasang. Tapi menurutnya, untuk yang sudah biasa, tidak susah. Kuncinya tahu selah. Setelahnya tinggal menyesuaikan saja.

Supray belum tahu kapan akan berhenti bermain Tamiya. Selagi masih bisa, waktu dan biaya ada. Ya, akan terus dilakukan. Terlebih Tamiya tidak mengganggu pekerjaannya.

"Yah namanya hobinya, sekalian refreshing otak lah," pungkas Supray. (mrf/ava)

Tags :
Kategori :

Terkait