"Soalnya masih ada saja orang yang tidak bersekolah. Mungkin itu juga di usia-usia tertentu. Apalagi sekarang semua gratis. Harusnya itu disambut. Agar tidak terulang kembali," bebernya.
Selain pendataan dan melakukan pendidikan penyetaraan yang berujung ujian paket A, B, dan C. Disdikpora PPU juga menempuh jalan lain. Kebetulan Alimuddin beberapa waktu lalu sempat merangkap menjadi Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) PPU. Kala itu ia menemukan permasalahan yang serupa. Yaitu soal kompetensi sumber daya manusia (SDM).
"Dan ternyata itu juga persoalan di desa. Ada banyak hal. Ada juga kompetensinya yang bermasalah. Tapi yang paling dominan adalah kebutuhan ekonomi. Sedangkan sisanya adalah faktor lingkungan," sebutnya.
Hal itu kemudian ia koordinasikan dengan pemerintah desa. Bagi mereka yang memang berada pada kondisi ekonomi sulit, agar dibantu peningkatan SDM-nya. Melalui dana pemberdayaan, yang dibiayai oleh desanya. Untuk disekolahkan.
Pola itu juga bisa diterapkan pada kelurahan. Tinggal skema penganggarannya saja yang disesuaikan.
Punya masalah serupa, DPMD dan Disdikpora PPU akan berkolaborasi. Kedua dinas akan mengumpulkan data warga yang putus sekolah –sebagian sudah disampaikan-. Kemudian didorong untuk mendaftar ke PKBM.
Mekanisme di PKBM ini sama saja dengan proses pendidikan pada umumnya. Setidaknya soal bobotnya. Yang berbeda ialah janga waktunya. Bisa ditempuh hanya dalam masa setahun. Kemudian diikuti dengan ujian paket A, B atau C, seseuai jenjangnya.
Ada persyaratan lagi. Mereka yang ingin mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Diperbolehkan setelah 3 tahun dinyatakan lulus dari penyetaraan itu.
Untuk pencari kerja yang lulusan SMA juga tidak diabaikan. Mereka juga dibekali pelatihan untuk memiliki kompetensi tertentu. Yang sudah didesain sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja di PPU.
Ada 82 pelatihan yang digelar lewat DPMD. Dan ada 3 pelatihan khusus dalam beberapa tahap lewat Disdikpora.
"Pelatihan-pelatihan ini untuk memberikan menjamin penambahan pengetahuan. Sebagai pemenuhan kompetensi mereka di dunia kerja," tutup Alimuddin. (rsy/ava)