Jakarta, nomorsatukaltim.com - Sebanyak 115 juta orang di dunia berpotensi masuk ke dalam jurang kemiskinan ekstrem tahun ini. Karena ekonomi yang anjlok di tengah pandemi virus corona.
Dikutip dari AFP, laporan Bank Dunia menunjukkan, sebelum pandemi corona menginfeksi dunia, angka kemiskinan ekstrem global diperkirakan bisa turun pada 2020 menjadi 7,9 persen.
Namun, pandemi membuat angka ini berpotensi naik menjadi 9,1 persen hingga 9,4 persen dari populasi dunia. Laporan tersebut pun memperkirakan angka kemiskinan ekstrem akan mencapai 150 juta orang pada 2021.
Kemiskinan ekstrem yang Bank Dunia maksud adalah hidup dengan pendapatan kurang dari US$ 1,9 atau sekitar Rp 27.979 per hari (asumsi kurs Rp 14.726 per dolar AS).
Bank Dunia mengungkap, pandemi corona telah menghancurkan dunia usaha dan upaya global menekan angka kemiskinan selama beberapa dekade terakhir.
“Pandemi dan resesi global dapat menyebabkan lebih dari 1,4 persen populasi dunia jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem,” kata Presiden Bank Dunia David Malpass dalam pernyataan resmi yang dikutip oleh AFP.
Penelitian ini juga menemukan peningkatan jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem berada di daerah perkotaan. Sehingga bisa mengancam program dukungan yang selama ini dirancang untuk penduduk pedesaan.
“Untuk membalikkan kemunduran serius bagi kemajuan pembangunan dan pengurangan kemiskinan, negara-negara perlu mempersiapkan ekonomi yang berbeda pasca-corona. Dengan mengizinkan modal, tenaga kerja, keterampilan, dan inovasi untuk pindah ke bisnis dan sektor baru,” kata Malpass.
Bank Dunia mengatakan, tanggapan kebijakan harus sepadan dengan tingkat keparahan krisis. Termasuk modernisasi pendidikan dan pembelajaran online hingga penerapan teknologi baru. Untuk memperluas jangkauan program perlindungan sosial.
Berdasarkan laporan Bank Dunia, definisi kemiskinan lebih luas menunjukkan hampir seperempat populasi dunia hidup di bawah penghasilan US$ 3,2 per hari. Selain itu, 40 persen atau setara dengan 3,3 miliar orang hidup di bawah penghasilan US$ 5,5 per hari.
Afrika Sub-Sahara tetap menjadi pusat masalah dan diperkirakan ada tambahan 40 juta orang jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem tahun ini dan mendekati 500 juta tahun depan. Tak hanya itu, laporan menunjukkan perubahan iklim akan mendorong 68 juta hingga 135 juta dalam kemiskinan pada 2030 dengan Afrika Sub-Sahara yang paling rentan.
Amerika Latin berpotensi mengalami peningkatan 5 juta orang. Dalam skenario kasus terburuk dan Asia Timur bertambah 9 juta. Laporan tersebut tidak memasukkan perkiraan untuk Asia Selatan. Mengingat kurangnya data dari India. (cnn/qn)